"Kemenangan rakyat Jakarta," kata Wakil Ketua DPR-RI Sufmi Dasco Ahmad.
Diferensiasi suara jauh. PKS punya 16 kursi. Dapet 17 suara. Tempo hari Pemda Jakarta merilis ucapan terima kasih kepada banyak elemen yang involve dalam gerakan Lawan Covid-19. Ada logo dua parpol di situ: PKS dan PD.
Narasi awal; Wakil Gubernur jatah PKS ngotot. Moh Taufik gerah. Gerindra kasih
chance. PKS endorse "Agung Yulianto" dan "Ahmad Syaikhu". Deadlock. Anggota Dewan Baru dilantik. Proses diulang.
PKS dan Gerindra deal endorse nama baru; "Nurmansjah Lubis" dan "Ariza Patria". Tata Tertib lama dipakai. PKS ngotot voting tertutup. Tim buzzer nge-gaz. Hantam kiri-kanan. Ariza Patria jadi target bully. Brutal attack. Fitnah. Gorengan. Framing dan pelintiran informasi.
Covid-19
exploded di Jakarta. Agenda
fit & proper test rampung. Muncul Surat Gugatan. Tanda-tangan seseorang yang tak dikenal.
Orang nggak jelas itu minta voting Wagub ditunda. Desas-desus 300-an orang akan datang membubarkan agenda sidang. Ketua DPRD Prasetyo paranoid. Takut Coronavirus mencabut nyawa Anggota DPRD. Jadwal direvisi.
Coronavirus semakin ganas. Tukang gali kubur mendata ada 400-an burial-cases dengan Protap Covid-19.
Buzzer antagonis menuding Gubernur Anies Baswedan mark-up mayat.
Sidang penyampaian visi misi Calon Wakil Gubernur akhirnya dilakukan dengan teleconference. Lanjut ke fase voting. Senin tanggal 06 April 2020.
Neta S Pane dari IPW buka suara. Tolak voting. Covid-19 jadi alasan. Menurutnya, rakyat Jakarta nggak butuh Wagub. Cukup seorang Anies Baswedan. Manuver dengan motif membatalkan voting ada lagi.
Lawyer Keren Hendarsam Marantoko ngakak membaca statement Neta S Pane.
Semua orang heran. Pernyataannya mirip opini orang bayaran. Nurmansyah Lubis berkomentar, "Semoga yang datang nggak diciduk polisi". Alasannya; melanggar social-distancing.
Anggota Dewan-cum-Ex Lawyer paling ganteng Habiburokhman bereaksi. Dia menyatakan voting Cawagub sesuai aturan. Harus dilakukan. Segera dan nggak pakai lama.
Rakayasa
physical-distancing dan protocol anti Covid-19 dengan mudah diterapkan. Jadi nggak ada alasan menunda-nunda.
Menurutnya rakyat Jakarta sangat butuh Wakil Gubernur. Warga di Dapilnya pada ngeluh. Bantuan terdampak Covid-19 belum sampai ke mereka.
Karena itu dia menekankan tugas pertama Wakil Gubernur terpilih adalah mitigasi dampak Covid-19. Selain sebagai
bridge komunikasi dengan Pusat.
Suplai masker besar-besaran. Sehingga Anjuran Gubernur ada realisasi praxisnya. Perintah pakai masker tapi maskernya nggak ya sama aja bohong.
Tegakan
physical-distancing. Tadi pagi Pasar Tanah Abang kisruh. Miskomunikasi antara PD Pasar Jaya, tenant dan buyer. Macetnya minta ampun.
Para pedagang dan buruhnya mulai kesal dengan penutupan aktivitas ekonomi tanpa solusi apa pun. Mereka ngeluh; mau makan apa?!
Ariza Patria bagaikan
fresh-blood. Jenuh-Jakarta segar kembali. Jumlah suara voting indikator; dia Wakil Gubernur semua orang. Bukan representasi satu golongan tertentu.
Penulis adalah Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: