Soekarno (ku) yang Hilang

Jumat, 11 April 2014, 18:21 WIB
Soekarno (ku) yang Hilang
SOEKARNO/NET
SOEKARNO, salah satu Proklamator bangsa Indonesia. Namanya begitu melekat dalam ingatan kita. Tidak satupun masyarakat yang tidak pernah mendengar namanya. Selain proklamator, dia adalah presiden pertama Indonesia. Duetnya bersama Mohammad Hatta sangat terkenal dengan sebutan “dwi tunggal”. Jadi sangatlah wajar jika nama Soekarno identik dengan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan Negara. Selain itu, ketika kita menyebut Soekarno, orang juga akan Familiar dengan PNI, PDI, dan PDIP.

PDIP adalah salah satu partai politik di Indonesia. Partai yang berideologikan marhaenisme ini adalah partai yang identik dengan Soekarno. Karena selain sosok ketua umumnya Megawati Soekarnoputri yang merupakan putri dari Bung Karno, embrio dari PDIP ini adalah PDI.  Partai yang dulunya merupakan fusi dari beberapa partai nasionalis, yang didalamnya terdapat PNI, partai yang didirikan oleh Bung Karno. Selain itu, marhaenisme sendiri adalah faham yang selalu diperjuangkan oleh Bung Karno.

Maka tidak heran,jika mulai dari pemilu 1999, PDIP selalu menggunakan Jargon dan sosok Bung Karno sebagai kekuatan untuk menyedot massa dan suara dari masyarakat. ditambah sosok Megawati yang merupakan trah langsung dari Soekarno. Jadi ketika orang berbicara PDIP, sosok dan Pemikiran Bung Karno lah yang kita ingat.

Namun, beberapa tahun belakangan, katakanlah mulai tahun 2012. Sosok Soekarno dalam PDIP seakan menghilang, terganti oleh sosok Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mulai populer sejak dia menjadi walikota Solo. Jokowi seakan bisa membuat kader, simpatisan, dan masyarakat lupa akan Figur Soekarno dalam PDIP. Jokowi yang mulai menjabat walikota Solo sejak 28 Juli 2005 itu, langsung menjadi fenomena sendiri hanya karena gaya blusukannya. Selesai periode pertama, dia terpilih kembali menjadi walikota Solo pada tahun 2010. Namun belum selesai masa jabatannya di periode kedua, pada tahun 2012, Jokowi terbang menuju DKI, dia menjadi Cagub DKI dari PDIP dan memenangkan Pemilu Gubernur DKI.

Di tahun 2014 ini Jokowi malah terbang tinggi maju sebagai Capres dari PDIP. Memang kisah Jokowi layak untuk dijadikan buah bibir, sosoknya yang lugu, santun, dan suka blusukan seakan menjadi warna baru bagi sosok pemimpin daerah di Indonesia.

Meskipun subjektif, namun saya yakin tidak sedikit masyarakat lain yang punya penilainan sama dengan saya. Bahwa sekarang ini orang-orang lebih mengingat Jokowi daripada Soekarno ketika kita menyebut PDIP. Pertanyaan besarnya, kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah bangsa Indonesia ini sudah lupa  akan jasa besar Soekarno, yang telah mengakomodir perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, serta membuat Indonesia disegani di dunia internasional, dan lebih mudah mengingat blusukan Jokowi yang seakan-akan peduli rakyat? Ada apakah dengan masyarakat Indonesia dewasa ini? ataukah ada skenario yang sengaja diciptakan untuk itu?

Tidak ada maksud menyudutkan siapapun dalam tulisan saya ini, namun hanya ingin masyarakat tidak terlalu mudah terseret budaya populis, tapi kita tidak membaca rekam jejak masa lalu seseorang dan jasa-jasanya secara lebih teliti. Salam Jasmerah!



M BaihaqiNabilunnuha
Jalan Semanggi 2 no 87 B, Ciputat Timur
Tangerang Selatan, Banten

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA