KAI Diminta Batalkan Penutupan Akses Pejalan Kaki di Stasiun Pasar Minggu Baru

Jumat, 23 Agustus 2013, 06:34 WIB
KAI Diminta Batalkan Penutupan Akses Pejalan Kaki di Stasiun Pasar Minggu Baru
Stasiun Pasar Minggu Baru/net
SURAT ini menyangkut keluhan warga di wilayah Rawajati Timur dan Empang Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, sehubungan dengan rencana penutupan akses bagi pejalan kaki yang akan melintasi Stasiun Kerata Api Pasar Minggu Baru.

Tanggal 21 Agustus 2013, Kepala Stasiun Kereta Api Pasar Minggu Baru mengeluarkan sebuah surat pengumuman yang menyatakan bahwa terhitung mulai tanggal 28 Agustus 2013 akan dilakukan penutupan sisi samping pintu tiket elektronik. Sisi samping itu adalah akses khusus yang digunakan oleh warga sekitar untuk berjalan kaki melintasi jalan kereta api yang membelah wilayah Empang Tiga dan Rawajati Timur.

Dengan pemberlakuan penutupan akses tersebut, maka warga sekitar stasiun tidak bisa lagi menyeberang jalan kereta api melalui pelintasan resmi yang terletak di wilayah stasiun.

Alasan yang tercantum dalam surat tersebut adalah “…keberadaan akses tersebut mengakibatkan kondisi stasiun tidak steril….”  Padahal, akses tersebut terletak di dalam stasiun. Bila ada penumpang nakal (tanpa karcis) yang ingin naik kereta tanpa perlu bayar, pastilah mereka tidak akan melewati pintu resmi. Stasiun Pasar Minggu Baru hanyalah stasiun kecil yang pergerakan manusia di dalamnya gampang dipantau oleh sederet petugas keamanan yang terus menjaga stasiun tersebut.

Keputusan penutupan ini mengejutkan dan bakal sangat merugikan warga sekitar stasiun Pasar Minggu Baru. Sebab, selama ini banyak aspek kehidupan warga di kedua wilayah terletak di seberang rel. Warga Rawajati Timur banyak yang mengirimkan anaknya belajar di SMPN 163 dan SMPN 182 yang terletak di Empang Tiga, sementara sebaliknya banyak warga Empang Tiga yang perlu bepergian ke wilayah Rawajati Timur.

Dengan penutupan akses ini, maka kedua wilayah tersebut tidak bisa lagi ditempuh dengan berjalan kaki. Akibatnya, warga terpaksa menggunakan ojek atau mikrolet dengan rute yang memutar ke arah Apartemen Kalibata City atau kea rah Simpang Volvo Pasar Minggu yang sudah barang tentu mengakibatkan ongkos yang jauh lebih mahal dan makan waktu.

Saya sangat menyesalkan rencana penutupan akses pejalan kaki tersebut. Saya sesalkan juga sikap PT. KAI yang terkesan tidak mau memikirkan akses alternatif bagi warga bila akses tersebut benar-benar ditutup. Tidak ada saya dengar rencana untuk membuat jembatan penyeberangan, apalagi terowongan pejalan kaki. Saya yakin ada solusi yang lebih arif yang bisa sama-sama menjamin keberlangsungan akses warga sekitar serta menjamin aman dan sterilnya Stasiun Pasar Minggu Baru dari penumpang nakal tanpa tiket. Bila rencana penutupan ini tetap dilaksanakan, maka sama saja dengan menyuburkan berbagai pelintasan liar sepanjang rel di wilayah tersebut. Sebab, masyarakat kedua wilayah sudah saling berinteraksi satu sama lain jauh sebelum Stasiun Pasar Minggu Baru beroperasi.

Oleh karena itu, saya minta kearifan PT. KAI untuk membatalkan rencana penutupan akses pejalan kaki tersebut, sampai akses alternatif bagi pelintasan warga tersedia.

Surya Aslim.
Kompleks Kalibata Indah, Jalan Lobi-Lobi, Blok U, No. 17, Rawajati Timur, Jakarta Selatan.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA