Konflik KPK-Polri, Drama Pencitraan SBY Sebagai Juru Selamat

Oleh: Adian Napitupulu

Senin, 08 Oktober 2012, 18:17 WIB
Konflik KPK-Polri, Drama Pencitraan SBY Sebagai Juru Selamat
sby
ENTAH apa maksud Polisi menangkap Kompol Novel Baswedan di gedung KPK pada Jumat malam (5/10). Siapapun tahu kalau malam KPK pasti tutup dan tidak ada pimpinan yang berkompeten untuk hadapi masalah sekelas penangkapan penyidik sebuah institusi hukum yang tentunya tidak semudah menangkap maling ayam.

Polisi punya banyak metode untuk melakukan penangkapan, diawali pengintaian lalu membuntuti kemudian menangkap Kompol Novel Baswedan Baswedan di jalan, warung, rumahnya atau di banyak tempat lain tapi tentu tidak di KPK saat kantor sudah tutup.

Ketika Polisi melakukan penangkapan di Gedung KPK saat malam hari, maka muncul pertanyaan, "Polisi mau nangkap atau nyari sensasi? Kalau mau nangkap kok polanya naif, kalau mau cari sensasi, sensasi itu untuk menutupi isu apa?"

Yang lebih lucu lagi, konon pengepungan KPK dipimpin petinggi polisi dari Polda Bengkulu plus pasukannya. Memimpin penangkapan penyidik KPK di Jakarta harusnya dipimpin oleh orang yang memahami konstalasi Jakarta dgn baik bukan seperti pemain sepak bola yang bisa ditransfer seketika antar kota.

Drama makin lucu ketika mantan Staff Khusus Presiden yang sekarang menjabat Wamenhukam tiba-tiba dating di KPK. Kehadirannya bukan saat situasi tegang tapi setelah situasi konon sudah terkendali. Entah apa fungsi kehadiranya meredam atau  memastikan "skenario" berjalan.

Drama belum selesai, di malam yang sama, tanpa proses pengadilan, Wakil Ketua KPK Bambang Wijayanto yang pakar hukum dengan didampingi Wamenkumham Denny Indrayana memberi pernyataan bahwa Kompol Novel Baswedan Baswedan tidak bersalah! Siapapun tahu bahwa bersalah atau tidak seseorang ditentukan oleh putusan pengadilan bukan oleh Komisioner KPK.

Kasus KPK vs Polisi memang penuh cerita lucu. KPK dipilih oleh DPR yang 80% anggotanya bagian dari koalisi SBY, sementara Kapolri diangkat langsung oleh SBY. Dan ketika mereka berseteru, para tokoh politik berteriak "Kemana Presiden Kita?" Berteriak seolah sinyal mempersiapkan landasan bagi pencitraan SBY untuk tampil bagai juru selamat dalam konflik ini.[***]

Penulis adalah aktivis 98

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA