Berdasarkan salinan Keppres yang dilihat redaksi dari Website Jaringan dan Dokumentasi Hukum Kementerian Sekretaris Negara pada Jumat, 5 Desember 2025, aturan tersebut diteken Presiden pada 13 November 2025.
Keppres itu mengatur BPIH yang bersumber dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) serta nilai manfaat dana haji.
Dalam diktum KESATU, Presiden menetapkan bahwa BPIH 2026 terdiri dari komponen Bipih yang dibayar jemaah dan nilai manfaat yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
”Menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji atau BPIH Tahun 1447 Hijriah/2O26 Masehi yang bersumber dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji atau Bipih dan Nilai Manfaat," bunyi salinan Keppres.
Besaran BPIH per EmbarkasiDalam diktum KEDUA, pemerintah menetapkan BPIH per jemaah berdasarkan embarkasi sebagai berikut:
1. Aceh: Rp78.324.981
2. Medan: Rp79.379.071
3. Batam: Rp87.390.981
4. Padang: Rp81.085.481
5. Palembang: Rp87.422.481
6. Jakarta (Pondok Gede, Cipondoh, Bekasi): Rp91.758.281
7. Solo: Rp86.448.981
8. Surabaya: Rp93.860.981
9. Balikpapan: Rp88.791.481
10. Banjarmasin: Rp88.754.481
11. Makassar: Rp89.108.738
12. Lombok: Rp88.167.381
13. Kertajati: Rp91.774.581
14. Yogyakarta: Rp86.170.981
Besaran Bipih yang Dibayar JemaahDalam diktum KELIMA, pemerintah menetapkan Bipih jemaah haji reguler sebagai berikut:
1. Aceh: Rp45.109.422
2. Medan: Rp46.163.512
3. Batam: Rp54.125.422
4. Padang: Rp47.869.922
5. Palembang: Rp54.206.922
6. Jakarta: Rp58.542.722
7. Solo: Rp53.233.422
8. Surabaya: Rp60.645.422
9. Balikpapan: Rp55.575.922
10. Banjarmasin: Rp55.538.922
11. Makassar: Rp55.893.179
12. Lombok: Rp54.951.822
13. Kertajati: Rp58.559.022
14. Yogyakarta: Rp52.955.422
Selisih antara BPIH dan Bipih ditutup dengan nilai manfaat dana haji. Dalam diktum KESEPULUH, tercatat bahwa nilai manfaat untuk jemaah haji reguler mencapai Rp6,69 triliun, sementara untuk jemaah haji khusus sebesar Rp7,22 miliar.
Besaran Bipih dipergunakan untuk biaya penerbangan, pelayanan akomodasi, pelayanan konsumsi, pelayanan transportasi, pelayanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), pelindungan, pelayanan di embarkasi atau debarkasi, dokumen perjalanan.
Kemudian, perlengkapan jemaah haji, biaya hidup, pembinaan Jemaah Haji di Indonesia dan di Arab Saudi, pelayanan umum di dalam negeri dan di Arab Saudi, dan pengelolaan BPIH yang terkait langsung dengan Jemaah Haji.
BERITA TERKAIT: