“Saya kira berita-berita tentang bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sangat memprihatinkan. Memakan korban begitu banyak sampai ratusan orang. Ratusan orang juga belum ditemukan, dan ratusan orang dalam kondisi sakit atau terluka.” kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin, 1 Desember 2025.
Muzani menuturkan, skala kerusakan yang ditimbulkan juga sangat parah. Infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, sekolah, dan tempat ibadah hancur. Ribuan rumah warga terdampak, sementara hewan ternak dan lahan pertanian yang siap panen juga ikut rusak.
“Saya kira ini korbannya sangat luas, sangat dalam dirasakan oleh masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujarnya.
Meski begitu, Ketua Dewan Kehormatan Partai Gerindra ini tetap mengapresiasi langkah cepat pemerintah pusat hingga BNPB, TNI, dan Polri yang sigap memulihkan kondisi darurat di wilayah terdampak.
“Kami mengapresiasi dan memberikan respons yang sangat positif terhadap tanggapan yang cepat dari pemerintah pusat untuk segera memulihkan keadaan di daerah tersebut. Terutama untuk menghidupkan listrik yang padam, alat komunikasi yang terputus, dan distribusi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Muzani menyebut upaya distribusi bantuan di tengah kondisi medan yang sulit, bahkan harus menggunakan helikopter telah menjadi penguat harapan warga.
“Bertindak cepat, sigap. Sehingga optimisme dan harapan masyarakat di daerah tersebut pelan-pelan bisa dipulihkan, dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi sambungan infrastruktur bisa segera dilakukan di daerah-daerah tersebut,” demikian Muzani.
Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sebagian besar Pulau Sumatra semakin menunjukkan skala tragedi yang memilukan. Hingga Minggu malam, 30 November 2025, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah, menjadikan peristiwa ini salah satu bencana alam terburuk di tahun 2025.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, melaporkan bahwa total warga yang meninggal dunia per Minggu 3 November 2025, telah mencapai 442 jiwa, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang di tiga provinsi terdampak; Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
BERITA TERKAIT: