Pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 123/P Tahun 2025, yang menetapkan Rektor IPB Prof. Arif Satria sebagai Kepala BRIN, dan Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.
Berdasarkan pantauan RMOL, Arif dan Amarulla telah lebih dulu berdiri berdampingan menghadap panggung utama sebelum upacara dimulai.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga melantik Dwiarso Budi Santiarto sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) Bidang Non-Yudisial. Dwiarso terlihat mengenakan seragam hakim lengkap dan berdiri di sisi Arif sebelum prosesi dimulai.
Presiden kemudian memimpin pembacaan sumpah jabatan yang diikuti oleh Arif dan Amarulla. Usai prosesi, keduanya menandatangani berita acara pelantikan di hadapan Kepala Negara.
Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., dikenal sebagai salah satu akademisi terkemuka di Indonesia dengan rekam jejak panjang di dunia pendidikan, kebijakan publik, dan berbagai forum strategis nasional.
Lahir pada 17 September 1971, Arif dibesarkan dalam tradisi akademik yang kuat. Ia meraih gelar sarjana Agribisnis dari IPB, melanjutkan pendidikan magister dan doktoral di bidang Manajemen di Universitas Indonesia, dan kemudian memperdalam kebijakan kelautan melalui studi di Jepang.
Kariernya di IPB menonjol setelah ia terpilih sebagai rektor termuda pada 2017. Kinerjanya mengantarkan ia kembali terpilih untuk periode kedua 2023-2028.
Di luar kampus, Arif merupakan figur publik yang aktif; ia menjabat Ketua Umum ICMI periode 2021-2026, pernah memimpin Forum Rektor Indonesia (FRI) pada 2020-2021, serta terlibat di berbagai lembaga strategis seperti Panitia Seleksi KPK 2024, Komisaris Utama PTPN Holding, dan penasihat beberapa kementerian.
Sementara itu, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian lahir di Bandung, 24 Oktober 1965. Ia merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Laut dengan pengalaman operasional dan akademik yang sama-sama menonjol.
Lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1988, karier militernya diisi dengan berbagai penugasan strategis, terutama di kapal kombatan. Amarulla pernah menjabat sebagai Komandan KRI hingga Komandan Gugus Tempur Laut, yang memperkuat pemahamannya terhadap pertahanan maritim nasional.
Selain karier militer, Amarulla aktif menimba ilmu di berbagai disiplin. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari ITS, gelar Master dari Cranfield University Inggris, serta menyandang gelar doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia.
Karier akademiknya mencapai puncak ketika ia dikukuhkan sebagai Profesor atau Guru Besar Tetap Ilmu Pertahanan Bidang Sosiologi Keamanan di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, sekaligus dipercaya memimpin kampus tersebut sebagai Rektor Unhan.
Dengan kombinasi keahlian akademis, militer, dan manajerial, duet Arif Satria dan Amarulla Octavian di BRIN diharapkan menghadirkan arah baru bagi riset dan inovasi nasional.
BERITA TERKAIT: