Muhammad Zein dari Gerakan Nasional Anti Diskriminasi Guru menjelaskan bahwa aksi 27 ribu guru madrasah digelar untuk mendesak pemerintah segera mengangkat guru madrasah swasta menjadi P3K atau ASN sebagai bentuk pengakuan atas pengabdian mereka selama puluhan tahun.
“Tuntutannya cuma satu, kita ingin guru-guru madrasah swasta yang sudah mengabdi puluhan tahun di negeri ini, itu bisa diangkat di P3K-kan," tegasnya kepada awak media.
Zein menuturkan, selama ini belum ada program khusus P3K untuk guru madrasah. Padahal, mereka memikul tanggung jawab yang sama dalam mencerdaskan generasi bangsa.
Ia mendesak pemerintah menerapkan kebijakan yang adil bagi seluruh guru, baik di madrasah maupun di sekolah negeri.
“Tidak boleh ada dikotomi, tidak boleh ada disparitas kebijakan afirmasi anggaran dari negara. Ketika sekolah P3K, madrasah swasta juga berhak untuk mendapatkan P3K karena anggarannya ada," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum PB Punggawa Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI), Heri Purnama, menyebut perjuangan para guru madrasah ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa hasil yang memadai.
"Puluhan tahun yang lalu, komunitas guru madrasah ini lebih besar jumlah honorernya, Pak, ketimbang negerinya. Dan jumlah ini bertahan sampai hari ini. Kami tidak menemukan sisi lain untuk bisa meningkatkan kesejahteraan guru-guru madrasah,” kata Heri.
Heri berharap Presiden Prabowo Subianto dapat menunjukkan political will untuk memperbaiki nasib para guru madrasah. Ia menegaskan, pengangkatan menjadi PPPK akan menjadi kabar gembira yang ditunggu oleh ribuan guru di seluruh Indonesia.
“Kemudian dalam waktu 1 minggu ke depan, ada kabar gembira, kabar manis untuk kami guru-guru madrasah yang tetap istikamah, yang tetap istikamah dan konsisten membangun generasi berakhlak, beradab di bangsa Indonesia," tandasnya.
BERITA TERKAIT: