"Tantangan utama TNI hari ini dan ke depan bukan lagi semata menjaga garis batas, melainkan mengamankan eksistensi bangsa di tengah dunia tanpa sekat," kata Anggota DPD asal Jakarta, Fahira Idris, Minggu, 5 Oktober 2025.
Fahira melanjutkan, bentuk ancaman terhadap negara telah berubah dari konfrontasi fisik menjadi multi-
domain warfare yang melibatkan ruang siber, angkasa, ekonomi, dan informasi.
"Saya yakin, TNI siap untuk itu,” tegas Fahira.
Untuk menjawab tantangan masa depan, ia mengurai ada tiga arah pembaruan strategis yang patut mendapat perhatian. Pertama, transformasi digital pertahanan yang menegaskan bahwa perang masa depan dimenangkan bukan semata oleh jumlah pasukan, melainkan oleh kecepatan informasi dan presisi keputusan.
"Melalui
defense digital command, TNI dapat mengintegrasikan data siber, intelijen, dan komunikasi lintas matra menjadi satu jaringan komando yang adaptif dan tangguh," jelasnya.
Kedua, pembinaan personel yang berbasis data, kompetensi, dan kebutuhan operasi. Melalui pemetaan digital berbasis
big data dan kecerdasan buatan, TNI dapat memantau rekam jejak, keahlian, dan potensi setiap anggota secara
real time.
Ketiga, modernisasi konsep pertahanan rakyat semesta dengan pendekatan
smart defense community, yaitu mengintegrasikan TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat digital sebagai lapisan pertahanan nonkonvensional.
“Di usia ke-80 ini, TNI dihadapkan pada tantangan bukan hanya untuk mempertahankan Tanah Air, tetapi juga untuk memimpin transformasi menuju Indonesia yang tangguh dan bermartabat di mata dunia,” pungkas Fahira.
BERITA TERKAIT: