Dadan mengungkapkan, dari Januari hingga Juli 2025 telah terbentuk 2.391 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sementara periode 1 Agustus hingga 30 September jumlahnya melonjak menjadi 7.621 SPPG. Seiring dengan itu, tercatat pula peningkatan kasus keracunan.
“Terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian, sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi (30 September), itu ada 51 kasus kejadian,” kata Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu 1 Oktober 2025.
Dadan mencontohkan kasus terakhir yang terjadi di Pasar Rebo, Jakarta Timur dan Kadungora, Garut, Jawa Barat.
Berdasarkan data BGN, sebaran kasus di wilayah 1 tercatat 1.307 orang, wilayah 2 lebih dari 600 orang, dan wilayah 3 sebanyak 1.003 orang.
Beberapa kejadian besar antara lain di Nunukan (90 orang), Mamuju (27 orang), serta Banggai yang mencapai 338 orang akibat penggantian pemasok ikan cakalang dengan kualitas rendah.
Menurut Dadan, sebagian besar kasus terjadi karena pelanggaran standar operasional prosedur (SOP).
"Pembelian bahan baku yang seharusnya H-2, kemudian ada yang membeli H-4. Kemudian juga ada yang kita tetapkan prosesing masak sampai delivery tidak lebih dari 6 jam, optimalnya di 4 jam,” kata Dadan.
BERITA TERKAIT: