Teguh yang pernah menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Utara ini diketahui hanya memiliki sisa masa kerja sekitar 1,5 tahun sebelum memasuki pensiun.
“Menyerahkan jabatan strategis kepada pejabat dengan masa kerja yang begitu pendek jelas pilihan keliru,” kata Aktivis Cinta Jakarta, Taufik Tope Rendusara melalui keterangan elektronik di Jakarta, Kamis 18 September 2025.
Menurut Taufik, posisi Sekda tidak sekadar administratif, melainkan penentu arah koordinasi pembangunan daerah.
“Memberikan mandat besar ini ibarat membangun fondasi rumah di atas tanah rapuh. Tidak akan kokoh dan cepat berganti,” kata Taufik.
Ia menilai, risiko yang timbul bukan kecil. Program prioritas kepala daerah berpotensi terhambat, kesinambungan birokrasi terganggu, dan energi justru tersita untuk menghadapi transisi.
“Publik patut bertanya, apakah keputusan ini murni demi kepentingan daerah atau sekadar kompromi politik dan kedekatan personal,” kata Taufik.
Taufik mendorong agar jabatan Sekda dipercayakan kepada figur yang masih memiliki rentang waktu panjang untuk bekerja. Dengan begitu, stabilitas, efektivitas, dan keberlanjutan program terjamin.
"Jangan sampai kepentingan publik digadaikan demi solusi jangka pendek,” kata Taufik.
BERITA TERKAIT: