Reshuffle Kabinet Merah Putih jilid III yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto sehari sebelumnya resmi mengakhiri kiprah AM Putranto di lingkaran Istana. Posisi strategis itu kini diisi oleh wakilnya, M Qodari.
Bagi pria kelahiran Jember, 26 Februari 1964 itu, KSP bukan sekadar kantor, melainkan rumah kedua tempat ia mengabdi setelah puluhan tahun menorehkan jejak di TNI Angkatan Darat.
Nama AM Putranto bukan sosok asing di dunia militer. Lulusan Akabri 1987 ini pernah menempati berbagai posisi strategis, mulai dari Pangdam II/Sriwijaya hingga Komandan Kodiklat TNI AD.
Ia juga sempat dipercaya sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta menjabat Komisaris PT Pindad.
Setelah pensiun pada 2022, kiprahnya justru makin dikenal publik sipil. Putranto sempat menjadi Ketua Tim Pemenangan Ahmad Luthfi–Taj Yasin Maimoen di Pilgub Jawa Tengah 2024, memperlihatkan kemampuan manuver politiknya.
Namun, di balik deretan jabatan mentereng, tangisnya hari ini menyingkap sisi manusiawi seorang jenderal. Air mata yang jatuh bukan sekadar tanda berakhirnya jabatan, melainkan simbol kedekatan emosional dengan para staf yang pernah dipimpinnya.
Kini, estafet kepemimpinan KSP berpindah ke tangan Muhammad Qodari. Publik pun menanti bagaimana duet gaya teknokratik Qodari berpadu dengan arahan langsung Presiden Prabowo.
Sementara itu, bagi AM Putranto, perjalanan pengabdian mungkin telah bergeser, tetapi semangat militernya yang tegas sekaligus humanis akan tetap dikenang di Istana.
BERITA TERKAIT: