Pasalnya, Eddy menilai saat ini efek krisis iklim semakin dekat dan sudah terasa. Suhu udara semakin panas, polusi udara semakin pekat dan berpengaruh terhadap warga dengan masalah pernafasan, balita maupun orang tua.
"Harus ada aksi cepat untuk menyelesaikan payung hukum yang memastikan percepatan transisi energi," kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 10 Agustus 2025.
Meski cadangan bahan bakar fosil Indonesia terbilang masih banyak, tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tetap didasarkan pada
platform berkelanjutan, antara lain dengan membangun sumber-sumber energi terbarukan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Maka dari itu, Doktor Ilmu Politik UI ini mendorong pemerintah segera mempercepat kebijakan-kebijakan mendorong transisi energi baru terbarukan lantaran kondisi cuaca bumi sudah tidak menentu.
"Kami mendorong percepatan transisi energi agar bauran energi terbarukan semakin meningkat. Selain masalah kesehatan, polusi dan kenaikan suhu, kita juga bakal gagal meraup investasi asing jika sumber energi terbarukan belum tercukupi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: