Usai menyelesaikan agenda kerja di Bandung, Presiden memilih kembali ke Jakarta dengan kereta cepat. Ia terlihat berjalan menuju kereta mengenakan baju safari krem dan topi biru.
Terlihat sejumlah menteri yang ikut mendampingi Prabowo menaiki Whoosh menuju Jakarta yakni Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo.
Seperti dalam perjalanan sebelumnya, Kepala Negara kembali memilih Kereta Cepat Whoosh sebagai moda transportasi menuju Ibu Kota.
Kali ini, Presiden menaiki kereta dengan nomor perjalanan G1036 yang berangkat tepat pukul 14.23 WIB dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Halim, Jakarta Timur.
Sebelum menaiki kereta, Prabowo menyempatkan diri menyapa masyarakat yang telah menantinya di area stasiun.
Dengan senyum hangat dan lambaian tangan, Presiden membalas antusiasme warga. Beberapa penumpang yang beruntung bahkan berkesempatan berjabat tangan langsung dengan orang nomor satu di Indonesia itu.
Prabowo sebelumnya hadir memberikan arahan kepada ribuan peneliti di acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia Tahun 2025, di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), ITB, pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Sayangnya Presiden RI itu memberikan pengarahan dalam format tertutup, sehingga media tidak dapat meliput isi yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Kepada awak media, Prabowo menjelaskan bahwa keputusan untuk mengadakan sesi tertutup bukanlah bentuk eksklusivitas, melainkan strategi agar para peserta dapat berdialog secara mendalam, bebas, dan substantif, tanpa tekanan eksternal maupun kekhawatiran akan terdistorsinya pesan yang disampaikan.
“Biar lebih bebas gitu ya. Jangan dipelintir, jangan dipolitisasi. Ini kan kita bicara, kita bicara ilmu. Kita bicara ilmu, sains, teknologi,” ujar Presiden Prabowo kepada awak media.
KSTI 2025 sendiri merupakan platform strategis nasional yang mempertemukan para ilmuwan, akademisi, pelaku industri, serta pembuat kebijakan dari berbagai bidang prioritas, seperti energi, pangan, pertahanan, dan transformasi digital.
Forum ini diharapkan menjadi wadah kolaboratif yang mampu melahirkan pemikiran-pemikiran kritis dan solusi konkret untuk tantangan pembangunan nasional berbasis sains dan teknologi.
BERITA TERKAIT: