Menurut laporan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, agenda utama pertemuan difokuskan pada pemantauan perkembangan terkini upaya pencegahan serta penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat akibat cuaca panas dan musim kemarau.
Teddy mengatakan, dalam rapat tersebut, Presiden menyoroti data terbaru yang menunjukkan tren penurunan luas kebakaran hutan dan lahan secara konsisten dalam dua tahun terakhir.
Disebutkan bahwa angka kebakaran dari pada tahun 2024 turun 33,3 persen dari tahun 2023, yakni sebesar 376.805 hektare. Sementara tahun 2025 luas kebakaran karhutla telah menurun hingga 8.955 hektare.
“Sampai dengan Agustus 2025, total luas kebakaran hutan dan lahan menurun menjadi seluas 8.955 hektare,” kata Seskab Teddy.
Presiden, kata Teddy, telah memberikan apresiasi kepada kementerian terkait dan seluruh tim yang telah bekerja di lapangan untuk menekan angka karhutla.
“Presiden memberikan apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan kementerian terkait lainnya, serta tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan atas usaha yang telah dilakukan untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan di Tanah Air,” ungkapnya.
Prabowo pada kesempatan itu menegaskan bahwa penegakan hukum tetap menjadi pilar penting dalam penanganan karhutla.
Ia menginstruksikan aparat penegak hukum agar konsisten menindak tegas para pelaku pembakaran hutan dan lahan, baik individu maupun korporasi.
“Penegakan hukum juga terus dilakukan terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan. Presiden Prabowo mengingatkan Tim Karhutla di pusat dan daerah untuk tetap waspada. Berdasarkan data BMKG, kemarau masih akan terjadi sampai akhir bulan Agustus 2025,” tandas Teddy.
BERITA TERKAIT: