Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa hasil dari kesepakatan tersebut telah memberikan dampak langsung terhadap industri nasional, khususnya sektor padat karya seperti tekstil, apparel, dan alas kaki.
“Salah satu dampak yang paling konkret adalah dengan diumumkannya oleh Presiden Trump di awal, maka order untuk produk tekstil, apparel, dan shoes sudah mulai jalan. Kalau itu tidak diumumkan, maka order ini tidak diberikan oleh mitra dagang di Amerika. Dan tentu ini bisa berakibat kepada pengurangan tenaga kerja atau PHK,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Selasa 22 Juli 2025.
Kesepakatan terbaru dengan AS mencakup pembelian komoditas utama, seperti energi dan produk pertanian. Langkah ini dinilai lebih efektif dibanding skema penurunan tarif bertahap karena mampu memberikan dampak cepat pada neraca perdagangan.
“Jadi sebetulnya impor energi sudah kita lakukan setiap tahun. Selama ini kita impor dari berbagai negara, termasuk Amerika, Timur Tengah, dan berbagai negara di Afrika, sehingga ini hanya shifting dari negara-negara itu ke Amerika, tidak menambah daripada total impor kita,” jelas Airlangga.
Sementara itu, kerja sama dengan Uni Eropa juga menunjukkan hasil yang signifikan. Melalui perjanjian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA), lebih dari 90 persen produk ekspor Indonesia ke Eropa akan dibebaskan dari bea masuk. Dengan tarif 0 persen, produk Indonesia diyakini akan memiliki daya saing lebih tinggi di pasar Eropa.
Kesepakatan tersebut juga disertai komitmen untuk mempercepat ratifikasi agar dapat mulai berlaku dalam waktu satu tahun.
Dalam hal ini, pemerintah menargetkan ekspor ke Eropa meningkat hingga 60 miliar Dolar AS dalam delapan tahun ke depan.
Lebih jauh, Menko Airlangga menegaskan bahwa hilirisasi tetap menjadi fokus utama dalam penguatan daya saing industri nasional, sejalan dengan visi transformasi menuju industri 4.0. Sektor UMKM juga mendapat perhatian khusus, terutama dalam memanfaatkan peluang ekspor ke pasar Uni Eropa.
Selain dua mitra utama tersebut, pemerintah juga, kata Airlangga tengah aktif memperluas pasar ke wilayah lain, termasuk Amerika Latin melalui CPTPP, serta memperkuat hubungan dagang bilateral dengan Kanada dan negara-negara di Afrika.
“Perundingan perdagangan internasional, baik itu FTA maupun CEPA, itu lintas sektoral. Tentu koordinasi dan teamwork dengan tim di Kabinet Merah Putih ini berjalan baik, sehingga kami optimis tujuan kita untuk pertumbuhan yang 8 persen. Nah ini jalannya antara lain membuka pasar, membuat industri lebih bersaing, dan produk kita yang masuk ke negara lain semakin banyak,” pungkas Airlangga.
BERITA TERKAIT: