Kopdes Merah Putih, Solusi Prabowo Basmi Tengkulak dan Rentenir di Desa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 21 Juli 2025, 18:40 WIB
Kopdes Merah Putih, Solusi Prabowo Basmi Tengkulak dan Rentenir di Desa
Presiden Prabowo Subianto di peresmian Kopdes Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin, 21 Juli 2025/Sekretariat Presiden RI
rmol news logo Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa peluncuran 80.081 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bukan sekadar upaya penguatan ekonomi rakyat dari bawah, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memberantas peran tengkulak dan rentenir yang selama ini menjerat kehidupan para petani desa.

Dalam pidato peresmiannya di Desa Bentangan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin, 21 Juli 2025, Prabowo menyampaikan bahwa berbagai persoalan yang membelit petani sudah lama ia amati sejak dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada 2004. 

Salah satu masalah utama adalah lemahnya infrastruktur pascapanen yang membuat hasil pertanian kerap terbuang sia-sia.

"Saya sejak tahun 2004 jadi Ketum HKTI, berjuang bersama KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), saya pun pembina KTNA. Masalahnya klasik. Sering kita dengar laporan: 'Pak, saya baru panen mangga terbaik di Indonesia, tapi 4-5 hari tidak ada truk, tidak ada yang bisa ngangkut. Akhirnya, mangga terbaik itu busuk,” ujar Prabowo.

Presiden juga menyoroti persoalan mendasar lainnya, yakni sulitnya akses petani terhadap pupuk bersubsidi akibat rumitnya birokrasi, yang justru menghambat program yang seharusnya menjadi solusi.

"Kendalanya macam-macam. Pupuk yang disubsidi oleh negara, oleh APBN, langka, tidak sampai ke petani. Peraturannya ada 145, ada belasan tanda tangan yang diperlukan dari pabrik ke petani," tegasnya.

Lebih jauh, Prabowo memaparkan bagaimana petani terjebak dalam siklus ketergantungan pada tengkulak yang membeli hasil panen dengan harga rendah, serta rentenir yang menawarkan pinjaman cepat namun dengan bunga harian yang mencekik. 

Situasi ini diperburuk oleh kebutuhan mendesak sehari-hari yang memaksa petani untuk menerima kondisi tidak adil tersebut.

"Tiap panen yang berhasil, harga untuk petani jatuh. Kenapa? Karena para petani kita uangnya sangat sedikit. Nunggu panen, anaknya harus sekolah, ada keluarganya sakit, dia harus keluar biaya. Pinjam uang susah, di desa nggak ada yang mau pinjemin uang kecuali rentenir, yang bayarnya adalah per hari bunganya,” ungkap Prabowo.

Melalui program Kopdes Merah Putih, Prabowo menegaskan bahwa negara kini hadir secara konkret untuk memotong rantai permasalahan tersebut, yang menurutnya sudah berlangsung berabad-abad.

"Karena tahu petani susah uang, jauh sebelum panen sudah dibeli dengan harga yang jatuh. Ini turun temurun, menurut saya bukan puluhan tahun, tapi ratusan tahun. Ini harus kita potong, dan kita potong dengan langkah besar. Bangsa kita besar, kita harus berpikir besar dan berani ambil tindakan besar," tegasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA