Prasasti Center Resmi Diluncurkan, Tambah Amunisi Baru Think Tank Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 30 Juni 2025, 18:28 WIB
Prasasti Center Resmi Diluncurkan, Tambah Amunisi Baru Think Tank Indonesia
Konferensi pers peresmian lembaga pemikir (think tank) Prasasti acenter for Policy Studies pada Senin 30 Juni 2025/RMOL
rmol news logo Sebuah lembaga pemikir (think tank) independen, Prasasti Center for Policy Studies, resmi diluncurkan untuk mendukung pertumbuhan nasional melalui kajian berbasis data dan perspektif global.

Prasasti diharapkan menjadi pilar baru dalam membangun ekosistem kebijakan yang berpijak pada ilmu pengetahuan, inovasi, dan kepentingan publik, sekaligus mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Tokoh senior sekaligus Board of Advisors, Prasasti Center for Policy Studies, Hashim Djojohadikusumo, mengkritisi minimnya jumlah lembaga pemikir di Tanah Air yang saat ini baru mencapai 37 institusi.

“Amerika Serikat memiliki lebih dari 2.000 lembaga think tank, China 1.400 lebih, India sekitar 600-an, bahkan Vietnam negara yang ukurannya lebih kecil dari kita memiliki 180 institusi. Ini bukan sekadar angka, ini cermin dari kapasitas ekosistem pemikiran bangsa kita,” tegas Hashim dalam pidatonya di Djakarta Theater, Senin 30 Juni 2025.

Dia menekankan, bangsa yang unggul bukanlah yang kaya sumber daya alam, tetapi bangsa yang mampu meningkatkan pengetahuan, berpikir jernih, menyusun langkah strategis, dan merumuskan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

“Lembaga think tank yang kuat itu menjadi penghubung antara ilmu, inovasi, dan kebijakan. Ia menjadi penjaga nalar publik, agar arah pembangunan tetap berada di rel konstitusi,” katanya.

Senada dengan itu, Board of Advisors Prasasti, Burhanuddin Abdullah menyebut pembentukan Prasasti merupakan hasil pemikiran panjang untuk memperkuat ekosistem pemikiran kebijakan di Indonesia.

“Kita hanya punya 37. Maka kami pikir sudah waktunya menambah. Prasasti bisa menjadi yang ke-38. Ia akan menjadi tempat kolaborasi, tempat kita saling mengingatkan, bahwa kita sedang menempuh satu jalan menuju Indonesia Emas 2040,” ujar mantan Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers.

Menurut Burhanuddin, Indonesia memerlukan lebih banyak lagi think tank yang tersebar di berbagai lini, baik di tingkat pusat, daerah, maupun sektor-sektor strategis lainnya.

Sebagai lembaga independen, Prasasti menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kebijakan yang transformasional, praktis, dan berkelanjutan. Hal itu akan dicapai melalui riset mendalam, dialog strategis, hingga kolaborasi lintas sektor.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA