Keyakinan tersebut disampaikan Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono mengingat Kopdes Merah Putih akan mengubah arah dan paradigma sistem ekonomi nasional dari neoliberal menjadi lebih ke tengah.
"Hal itu bukan hanya menjadi tugas dari Kemenkop, melainkan melibatkan 18 kementerian dan lembaga yang terlibat dalam satgas," kata Wamenkop, Jumat, 20 Juni 2025.
Adapun tugas Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih untuk memastikan rakyat pedesaan menjadi tujuan dari semua pemanfaatan sumber daya yang dimiliki negara.
Harapannya akan ada pertumbuhan di desa-desa, baik ekonomi, sosial, dan lainnya.
"Bahkan, aneka masalah di desa seperti tengkulak, rentenir, dan pinjol, akan terselesaikan dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih," ucap Ferry.
Saat ini, tahap pembentukan 80 ribu Kopdes Merah Putih sudah memasuki babak akhir dan sudah 100 persen terbentuk.
"Nanti, awal Juli selama tiga bulan akan masuk ke tahap operasional. Harus diakui tahap ini akan jauh lebih berat lagi," ungkapnya.
Ferry merujuk buku Presiden Prabowo Subianto berjudul
Paradoks Indonesia yang menggambarkan problematika Indonesia dengan segala kemungkinan bisa dipecahkan bersama.
Presiden Prabowo juga kembali membuat buku berjudul
Strategi Transformasi Bangsa berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dengan membaca problematika di masyarakat dan pemerintahan.
Bagi Wamenkop, hal itu yang melahirkan asta cita sebagai pedoman pemerintahan Presiden Prabowo selama lima tahun ke depan.
Selain menyukseskan program Kopdes Merah Putih, Kemenkop juga akan terus mendorong program hilirisasi nasional dengan mengarahkan kegiatan koperasi lebih ke sektor industri.
"Kemenkop terus mendorong koperasi masuk ke sektor yang selama ini belum terjamah. Misalnya, koperasi susu punya pabrik pengolahan susunya. Begitu juga dengan koperasi sawit yang kita dorong punya pabrik mini CPO," tandas Ferry.
BERITA TERKAIT: