Hal ini menyoal tentang sengketa batas wilayah perairan dan zona ekonomi eksklusif Vietnam dan Indonesia yang kini rencananya akan ditetapkan kedua negara.
Menurutnya, sikap kepemimpinan Indonesia dalam menyelesaikan masalah sengketa batas wilayah dua negara ini sangat penting. Jika Indonesia mampu mengajak duduk bersama Vietnam dalam menyelesaikan masalah, akan menjadi modal bagi Indonesia bahwa kepemimpinan saat ini mampu menyelesaikan sengketa wilayah bahkan kasus lainnya.
“Ini memperkuat modal politik dan diplomasi kita di kawasan, khususnya berkaitan dengan
soft power, jadi sekali lagi kepemimpinan itu kadang-kadang ditentukan tidak melulu oleh
hard power misal kekuatan militer, ekonomi kuat, jumlah penduduk besar, tidak begitu. Kadang-kadang
soft power itu jadi sangat berperan,” kata Dafri di ruang Komisi I DPR, Gedung Nusantara II, Kompleks DPR, Senayan, Rabu, 23 April 2025.
Dalam konteks tersebut, lanjut dia, dicapainya kesepakatan dua negara ini akan mempengaruhi kekuatan yang dimiliki Indonesia termasuk
soft power tersebut. Meski demikian, pihaknya tidak mengetahui konstruksi kebijakan Vietnam terhadap Indonesia terkait hal ini.
“Tapi, bayangan saya kita itu di kemudian hari melalui penyelesaian kasus ini dianggap
role model oleh kebanyakan negara di kawasan, oh kalau ada sengketa mari selesaikan dengan cara-cara yang dilakukan Indonesia, atau melibatkan Indonesia,” jelasnya.
Cara-cara
soft power yang dilakukan Indonesia sudah terjadi ketika konflik wilayah dengan Kamboja. Oleh karena itu, ia menilai adanya modal
role model bagi dunia dalam menyelesaikan masalah.
“Jadi penting itu Indonesia bisa menjadi
role model dalam penyelesaian masalah sensitif seperti isu ini. Apalagi di ASEAN sekarang sedang galak-galaknya atau giatnya tuk menerapkan apa yang dinamakan
role based community,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: