Purbaya Yudhi Sebut Mereka yang Aktif di TikTok Kurang Kerjaan, Zulfikar Dachlan: Masa Sih Pak?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 13 April 2025, 00:41 WIB
Purbaya Yudhi Sebut Mereka yang Aktif di TikTok Kurang Kerjaan, Zulfikar Dachlan: Masa Sih Pak?
Ilustrasi TikTok/Net
rmol news logo Pegiat media sosial, Zulfikar Dachlan mengkritisi pernyataan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyebut mereka yang aktif di platform media sosial TikTok merupakan orang yang tidak ada pekerjaan. 

Dalam sebuah forum, awalnya Purbaya Yudhi menjelaskan mengenai ekspansi usaha para pelaku bisnis yang dirasa tak terdengar gaungnya. Ia berusaha meyakinkan bahwa ekspansi berjalan, hanya saja para pelaku bisnis ini tak pernah berbicara di TikTok. 

“Para pelaku bisnis kita sebetulnya sedang ekspansi, tapi mereka jarang ngomong di TikTok. Yang di TikTok kan yang enggak ada kerjaan,” ujar Purbaya Yudhi. 

Menurut Zulfikar Dachlan, Purbaya Yudhi tidak memahami dunia sosial, sehingga mengecilkan peran media sosial dalam fungsi membangun kesejahteraan masyarakat kecil menengah. 

Zulfikar cukup memahami hal tersebut karena terjun langsung melihat salah satu kegiatan UMKM di Kota Bandung yang secara aktif menggunakan media sosial untuk menjangkau pasar di berbagai kota lain. 

“Gais ini ada komentar dari Kepala Lembaga Penjamin Simpanan ya yang katanya yang di TikTok enggak ada kerjaan. Sekarang saya berada di daerah Jawa Barat, tepatnya di Kota Bandung. Bagaimana UMKM bisa berkarya di media online, bisa jualan di media online, terutama melalui platform TikTok,” tutur Zulfikar Dachlan melalui video yang dikutip Sabtu, 12 April 2025.  

Ia lantas menunjukkan salah satu kegiatan UMKM tersebut, di mana ada seorang perempuan dengan beberapa ponsel di hadapannya. Usut punya usut, perempuan tersebut sedang memasarkan barang produksinya melalui live Tiktok. 

“Nih gais, ini yang disebut enggak ada kerjaan?” sindir Zulfikar.  

Selanjutnya, Zulfikar berkeliling ke tempat itu, dan menemukan tumpukan barang yang siap dikemas dan siap dikirim. 

“Ini ada produksi packaging, ini industri kecil menengah yang akan menjadi besar. Ada lagi jasa kurir. Ini mereka sudah siap mengirimkan barangnya ke daerah lain. Lapangan pekerjaan bukan? Ada yang dikerjakan? Ada dong! Enggak ada kerjaan? Masa sih Pak? Jangan gitu dong,” sentil Zulfikar. 

Zulfikar meminta Ketua Dewan Komisioner LPS untuk mengklarifikasi pernyataannya. Alih-alih menyindir pengguna TikTok sebagai orang yang tak punya pekerjaan, Zulfikar mendorong agar siapapun itu bisa memotivasi anak-anak muda guna mengoptimalisasi penggunaan media sosial untuk menunjang kegiatan ekonomi. 

“Kita harus motivasi anak-anak muda sekarang itu bagaimana bisa berusaha menjadi luar biasa seperti ini. Ini dari usaha yang sangat kecil sekali yang enggak mungkin terjadi kalau tidak ada media sosial. Tolong diklarifikasi lebih lanjut. Jangan berpendapat jika anda tidak ngerti apa itu media sosial untuk usaha kecil menengah,” tutup Zulfikar Dachlan. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA