Adies menekankan, hal terpenting dilakukan pemerintah adalah membangun narasi dan komunikasi yang baik atas kebijakan dalam menjaga stabilitas keuangan.
“Ini penting untuk untuk memitigasi, mengurangi reaksi ataupun sentimen negatif yang dapat menekan pelemahan pasar modal, pasar uang, pasar valuta asing, dan pasar utang (kenaikan Yield/Imbal hasil SBN),” jelas Adies kepada wartawan, Minggu, 6 April 2025.
Pada dasarnya, politisi Golkar ini mendukung respons cepat dan langkah-langkah strategis pemerintah menghadapi kebijakan tarif resiprokal AS demi menjaga kepercayaan pelaku pasar, meningkatkan kualitas iklim investasi, dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
"Misalnya penguatan kerja sama dagang dan investasi antar negara ASEAN sudah tepat. Kiranya dapat diperluas lagi pada grup di mana Indonesia menjadi anggota, seperti BRICS, OECD, dan yang lainnya,” lanjutnya.
Ia juga mendukung penuh instruksi Presiden Prabowo kepada Kabinet Merah Putih untuk menempuh langkah strategis dan perbaikan struktural serta kebijakan deregulasi, yaitu penyederhanaan serta penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait
non tariff barrier.
Meski tarif resiprokal cukup memberatkan Indonesia, Adies berharap pemerintah tetap menjaga dan memelihara hubungan baik dengan negara mitra dagang, termasuk AS.
“Lebih dari itu, kita perlu terus memantau dinamika global yang sedang berlangsung," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: