Sebagai pimpinan partai politik, Bahlil seolah tidak paham dengan konteks musyawarah mufakat yang dilakukan di parlemen dalam mengambil keputusan.
"Bahlil menunjukkan sikap arogan karena Golkar merupakan partai pemenang pemilu legislatif kedua setelah PDIP di parlemen," kata Direktur Eksekutif Lingkar Pemuda Indonesia (LPI) Muda Saleh, Rabu, 23 Oktober 2024.
Arogansi Bahlil ini berbanding terbalik dengan para petinggi Golkar terdahulu. Menurut Muda Saleh, para petinggi Golkar selalu menghargai keputusan yang dihasilkan dari sebuah musyawarah dan mufakat di DPR ataupun MPR.
Dirinya menegaskan, pernyataan Bahlil tersebut menunjukkan egosentris yang bisa memperkeruh suasana politik di Indonesia pasca pemerintahan baru di periode 2024-2029.
"Saya melihat Bahli tidak pantas menjabat sebagai seorang menteri dan ketua umum partai politik, karena sikapnya seperti calo politik yang justru bisa merusak kredibilitas Golkar," kritiknya.
BERITA TERKAIT: