Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, kesempatan PDIP untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Banten hanya jika berpasangan dengan Golkar.
Menurutnya, PDIP dan Golkar pernah berkoalisi pada Pilgub Banten tahun 2011. Saat itu, partai berlogo pohon beringin memajukan Ratu Atut Chosiyah sebagai calon gubernur (cagub), sementara partai berlogo banteng moncong putih memajukan Rano Karno sebagai calon wakil gubernur (cawagub).
"Kini, PDIP bisa memilih bersama Airin karena membidik posisi cawagub Banten," uhjar Efriza kepada
RMOL, Senin (29/7).
Menurutnya, PDIP tidak mungkin berkoalisi dengan Koalisi Banten Maju yang diinisiasi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan partai-partai yang mendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"PDIP juga menyadari kekuatan dinasti Atut dan pengalaman waktu Atut bersama Rano Karno punya peluang seharusnya," tutur Efriza.
Maka dari itu, dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) itu memandang, adalah sesuatu yang tepat apabila PDIP mengambil keputusan berkoalisi dengan Golkar yang akan mengusung mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany sebagai Cagub Banten.
Pasalnya, Airin merupakan ipar dari Ratu Atut yang punya basis pemilih kuat di Banten, dan memiliki pengalaman memerintah kotamadya di wilayah tersebut.
"Ini seharusnya menunjukkan PDIP benar-benar cermat memikirkan peluangnya. Lebih baik PDIP ke Golkar, kans terpilih besar karena ini wilayah dari keluarga Atut," tuturnya.
"Jadi PDIP sedang menunggu hasil lobi dengan Golkar agar pasangan cawagubnya dari PDIP," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: