Bahkan menurut Anggota Komisi VI DPR Nasim Khan, Pertamina telah berani mendistribusikan BBM nonsubsidi ke wilayah remote yang sangat sulit dijangkau. Padahal secara bisnis, hal ini tidak menguntungkan.
“Saya mengapresiasi upaya Pertamina yang terus memperluas
outlet BBM nonsubsidi. Hal ini akan memudahkan akses energi, sehingga masyarakat di wilayah pelosok dapat menikmati BBM berkualitas,” kata Nasim, Kamis (27/6).
Pada dasarnya, Nasim memandang penyaluran BBM mulai dari perkotaan, pedesaan, hingga ke pelosok adalah tantangan tersendiri bagi Pertamina.
Apalagi, jangkauan distribusi hingga ke wilayah terpencil dari sisi bisnis tidak seluruhnya menguntungkan. Namun Pertamina harus tetap menjalankan peran sebagai entitas bisnis serta melaksanakan fungsi pelayanan publik sebagaimana amanah UU 19/2003 tentang BUMN.
“Distribusi energi yang dilakukan Pertamina saat ini merupakan jalur terkompleks, sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Ini tentu berbeda dengan swasta,” jelas politisi PKB ini.
Di sisi lain, Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menyebut, distribusi hingga ke pelosok adalah bentuk komitmen perusahaan menyediakan akses energi yang lebih baik untuk masyarakat.
“Saat ini ada lebih dari 14 ribu lembaga penyalur BBM dikelola Pertamina Patra Niaga yang tersebar di seluruh wilayah, baik perkotaan hingga pelosok desa. Ini bagian dari keadilan energi, aksesibilitas dan kemudahan masyarakat mendapatkan BBM,” jelas Riva.
Untuk SPBU reguler, saat ini terdapat lebih dari 6.300 SPBU. Lalu untuk Pertashop sudah lebih dari 6.600
outlet yang tersebar hingga ke desa-desa. Pertamina juga mengelola lebih dari 400 SPBU nelayan.
BERITA TERKAIT: