Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan mewakili Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam acara Kompetisi Ekonomi (KOMPek) ke-26 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (30/1).
“Bonus demografi ini menjadi penting karena seluruh adik-adik yang hadir di sini adalah bagian dari bonus demografi. Nah, bonus demografi ini akan menjadi aset dan nilai yang produktif kalau SDM-nya unggul dan kuat,” ujar Airlangga.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih harus dihadapi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, seperti tingkat pendidikan dan produktivitas sumber daya manusia yang masih harus ditingkatkan, perubahan iklim yang berakibat pada mundurnya musim panen raya, dan stabilitas global.
Menko Airlangga juga mengatakan, Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan dari reformatif menjadi transformatif melalui tiga area, yakni transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola.
“Presiden Joko Widodo sudah mendorong transformasi dimana pertumbuhan ekonomi kita sekarang 5 persen. Lima persen itu salah satu pertumbuhan tertinggi dibandingkan berbagai lain. Jadi kita lebih kuat dari negara maju maupun negara berkembang," sambung Ketua Umum Partai Golkar ini.
Acara tersebut dihadiri para siswa SMA dari wilayah Jabodetabek, Sumatera, dan Papua.
Di depan para siswa, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah sedang memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pertama, merevitalisasi dan memperbesar kapasitas mesin ekonomi konvensional sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi.
Kedua, menumbuhkan mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan yang mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (
artificial intelligence), pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mencapai target
Net Zero Emission di 2060.
Ketiga, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga kesinambungan sosial ekonomi, dengan menjaga aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang layak, penyempurnaan program penghapusan kemiskinan ekstrem, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan Usaha Kecil Menengah (UKM), sehingga tepat sasaran dan mampu mengikis kemiskinan dan ketimpangan.
BERITA TERKAIT: