Menlu Retno mengatakan, operasi militer Israel ke Gaza dilakukan secara masif dengan intensitas tinggi, baik dari darat maupun udara.
"Dalam kurun waktu 6 hari pertama saja, militer Israel mengklaim telah menjatuhkan 6 ribu bom seberat 4 ribu ton," kata Menlu Retno dalam rapat.
Menlu Retno mengungkapkan bahwa operasi militer Israel sama seperti Amerika Serikat yang menjatuhkan bom di Afganistan dalam kurun waktu satu tahun.
Menlu Retno turut melaporkan, Israel mulai memblokade total wilayah Palestina sejak 9 Oktober 2023. Selain itu, Israel juga membatasi masuknya listrik, makanan, serta bahan bakar ke Gaza.
"Konsekuensinya, sebagaimana kita ketahui situasi digeser saat ini, dapat disebut sebagai katastrofe, atau bencana kemanusiaan," kata Menlu Retno.
Sementara jumlah korban per 23 November 2023 yang dilansir dari kantor media Pemerintah Palestina, tercatat lebih dari 14.800 ribu korban jiwa, 10 ribu di antaranya atau 68 persen korban adalah anak-anak dan perempuan.
"Jumlah korban luka mencapai 36 ribu orang, sebagian besar korban luka juga merupakan anak-anak dan perempuan," kata Menlu Retno.
Adapun tingkat kerusakan infrastruktur di wilayah Palestina terbilang cukup parah. Setidaknya 60 persen bangunan di Jalur Gaza hancur lebur.
"Sangat masif dan memprihatinkan, secara total sekitar 60 persen perumahan di Jalur Gaza tidak dapat lagi ditinggali, UNRWA (Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina) mencatat hampir 1,7 juta orang atau 80 persen populasi di Gaza dinyatakan displace atau mengungsi dari rumahnya," tutupnya.
BERITA TERKAIT: