"Mengapa? Kecurangan itu diawali dari Jokowi cawe-cawe. Kedua, puteranya diloloskan oleh Jokowi sebagai cawapres. Ketiga, Jokowi terbitkan PP nomor 53 yang membolehkan menteri dan walikota yang capres dan cawapres tidak harus mundur. Itu artinya PP dikeluarkan untuk jadikan anaknya sebagai wapres," kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/11).
Muslim melihat Jokowi melakukan kecurangan dengan segala cara. Tak heran kalau semua perangkat di bawahnya juga akan berbuat curang.
Padahal, menurut Muslim, kantong-kantong suara di Jawa dan luar Jawa terlihat didominasi suara oleh pasangan Amin. Berdasarkan fakta di lapangan, rakyat bergerak menghendaki perubahan dan perbaikan atas kerusakan parah di Indonesia.
"Survei-survei yang dirilis itu,
Surepay. Saya tidak tertarik menanggapinya. Lapangan lah berbicara. Kalau pilpres demokratis dan sesuai aspirasi rakyat, pasti rakyat yang menang, dan itu satu putaran," terang Muslim.
Namun demikian, kata Muslim, jika pelaksanaan pilpres dilakukan dengan curang dan tidak jujur, maka dipastikan pasangan Amin akan kalah, dan Jokowi yang "menang".
"Tapi jika Jokowi tetap tidak jujur dan berlaku curang, Jokowi akan jadi musuh rakyat. Karena rakyat inginkan perubahan dan perbaikan, bukan kecurangan dan kerusakan," pungkas Muslim.
BERITA TERKAIT: