“Visi misi Prabowo-Gibran ini terukur untuk dilaksanakan, karena dari mulai perencanaan hingga pendanaan sudah dihitung dan dipersiapkan. Ini program kerja yang bisa dilakukan agar tidak berhenti hanya janji politik saja," jelas Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno Selasa (31/10).
“Misalnya ramai rencana Pak Prabowo agar Indonesia bebas stunting dengan pemberian susu dan makan siang gratis di sekolah. Ada yang mempertanyakan darimana uangnya? Kebijakan ini sudah kita hitung mulai dari perencanaan, distribusi tepat sasaran, hingga pendanaan yang dibutuhkan,” imbuhnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.
Pimpinan Komisi VII DPR RI itu menjelaskan, salah satu rencana Prabowo-Gibran adalah memisahkan institusi yang mengumpulkan penerimaan negara dan yang mengeluarkan dana. Karena itu akan dibentuk lembaga Badan Penerimaan Negara.
“Badan Penerimaan Negara dibentuk dengan fokus memaksimalkan pendapatan negara. Darimana? Misalnya dengan meningkatkan tax ratio. Faktanya memang saat ini Tax Ratio Indonesia merupakan yang terendah, hanya 9.3 persen,” paparnya.
Berdasarkan rekam jejak kebijakan yang sudah ada, lanjut Eddy, tax ratio itu bisa meningkat dengan aturan yang ketat antara 0,5-0,6 persen per tahun. Jika peningkatan Tax Ratio itu 1 persen saja berarti pendapatan negara bertambah Rp210 triliun.
"Ini jumlah yang signifikan,” sambung Eddy.
Ia menambahkan, upaya peningkatan tax ratio bisa dilakukan dengan meningkatkan pengawasan, otomatisasi dan digitalisasi sistem.
“Inilah Asta Cita Prabowo-Gibran yang disusun komprehensif dari hulu hingga hilir. Dari visi misi hingga skema pendanaannya. Semua terhitung dan terkalkulasi dengan baik,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: