Hal itu disampaikan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan dalam akun media sosial X milik pribadinya,
@AnthonyBudiawan, Kamis (21/9).
"Ini mimpi relawan. Tidak realistis. Kalau duet, PDIP maunya Ganjar (Capres)-Prabowo (Cawapres). Prabowo pasti menolak. Merendahkan. Masa Ketum jadi Cawapres kader? Kalau Prabowo jadi Capres, untuk apa pasang Ganjar jadi Cawapres? Sekalian saja Puan!" tulis Anthony.
Sambung dia, dalam keterangannya di pesan
WhatsApp, kalau sampai terjadi duet, PDIP pasti maunya Ganjar (Capres)-Prabowo (Cawapres) menjadi harga mati.
"Mungkin harga mati. Tapi, Prabowo pasti menolak. Merendahkan. Masa Ketum dari partai besar hanya menjadi Cawapres dari seorang kader partai saja?" tegasnya.
Melihat kapasitas Prabowo, Anthony berkeyakinan bahwa Menteri Pertahanan RI itu pasti memiliki
bargaining sebagai capres.
"Artinya, Prabowo pasti tetap diajukan sebagai Capres. Terus, untuk apa lagi pasang Ganjar jadi Cawapres? Tidak ada nilai tambah. Bagi PDIP, lebih baik sekalian saja jadikan Puan Maharani sebagai Cawapres Prabowo! Artinya, tidak akan ada Prabowo-Ganjar. Yang ada Prabowo-Puan!" tegasnya lagi.
Dalam keterangan tambahannya, ekonom yang dikenal kritis itu menyebut bahwa isu ini sangat berbahaya bagi Prabowo dan koalisinya.
"Isu duet Prabowo Ganjar sangat bahaya bagi Prabowo, bisa memperlemah Koalisi Indonesia Maju. Jangan sampai insiden PKB/Imin terulang. Bisa-bisa Golkar dan Demokrat bentuk koalisi sendiri. Atau Golkar malah dukung Koalisi Perubahan, karena merasa tidak dianggap dan direndahkan?" jelasnya.
Sebelumnya kelompok relawan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Projo Bali mengusulkan agar Prabowo dan Ganjar bisa berduet sebagai capres dan cawapres.
Usulan itupun mendapat respon dari Bacapres Ganjar Pranowo usai menghadiri rapat Tim Pemenangan Nasional (TPN) di Gedung High End, Kebon Sirih, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (20/9).
"Kalau politik itu sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar kepada wartawan.
BERITA TERKAIT: