Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan, situasi di lokasi Jambore Korea Selatan sangat memprihatinkan.
Dengan fasilitas yang sangat minim, ditambah cuaca panas ekstrem, kegiatan Pramuka di Korea Selatan lebih mirip ajang bertahan hidup.
“Bapak-bapak Kwarnas yang terhormat, anda sudah merasakan tinggal di dalam tenda anak-anak? Sementara saat ini anda tidur nyenyak di ruangan khusus staf dengan AC menyala. Jangan berkata tetap solid dan bersemangat, tapi anda sendiri menikmati fasilitas berbeda dibanding anak-anak,” kata Herzaky, lewat keterangan tertulisnya, Minggu (6/8).
Dia juga menyorot fasilitas sanitasi di lokasi yang menurutnya menyedihkan. Anak-anak harus berjalan sekitar 2 kilometer menuju lokasi untuk mandi, buang air, dan mencuci pakaian.
Belum lagi soal asupan makanan yang tidak cukup baik, dan fasilitas shuttle bus yang terbatas. Situasi itu dikhawatirkan mengganggu fisik dan mental peserta jambore.
Herzaky juga menekankan, tujuan mengirimkan peserta jambore ke Korea Selatan adalah untuk melatih keterampilan, bukan latihan bertahan hidup di kamp pengungsian.
"Kami berharap presiden, Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua Kwarnas, Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, segera ambil tindakan sungguh-sungguh membantu anak-anak kita di sana. Sudah banyak kegiatan yang dibatalkan karena cuaca ekstrem, untuk apa bertahan sampai 7 hari lagi?" tegas Herzaky.
BERITA TERKAIT: