Karena itu, Indonesia harus mencari model pembangunan yang membahagiakan warga negara. Apalagi, PBB sudah mengembangkan indeks kebahagiaan untuk mengukur kemajuan pembangunan sebuah negara.
Menurut pendiri Lingkaran Survei indonesia (LSI), Denny JA, walau tetap harus bertumpu dengan sejarah negara sendiri, namun referensi dunia luar dapat dijadikan perbandingan sebagai titik tolak. Sebuah model yang berhasil di negara lain dalam membangun ekonomi dan membahagiakan warga negara, dapat menjadi role model yang dimodifikasi dengan situasi khas Indonesia.
"Pada titik inilah kita menjadikan negara Skandinavia, khususnya Finlandia, sebagai referensi untuk mengembangkan Negara Kesejahteraan Indonesia," ujar Denny JA dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (23/6).
Lanjut Denny JA, terpilihnya kembali Finlandia sebagai negara yang paling mampu membahagiakan warganya untuk keenam kali secara berturut-turut adalah berita yang mengejutkan.
Sehingga banyak pertanyaan yang muncul tentang apa yang dilakukan Finlandia sehingga selalu teratas dalam membahagiakan warganya? Apa yang dapat dicontoh Indonesia dari Finlandia? Apa yang perlu dilakukan agar Indonesia dapat mengembangkan model Negara Kesejahteraan Indonesia berdasarkan sejarah sendiri?
Denny JA pun mendorong sebuah inisiatif untuk menemukan dan merumuskan model pembangunan ekonomi, politik, dan budaya ala Indonesia. Sebuah negara yang dibangun dengan sistem yang sesuai dengan kultur dan sejarah negara itu sendiri.
"Namun kita tetap membutuhkan pembanding. Kita memerlukan data dan fakta yang terukur dengan tolok ukur negara lain untuk mengetahui seberapa maju atau mundur upaya itu," ujarnya.
Menurut Denny JA, dari begitu banyak eksperimen dan laboratorium sosial yang mengembangkan aneka pola pembangunan, Indonesia membutuhkan indeks yang terukur untuk menilai yang paling berhasil.
Melalui indeks data itu, dapat dibedakan mana pola pembangunan yang hanya bagus di atas kertas, dan model yang berujung pada kebahagiaan dan kesejahteraan warga negaranya.
Selain itu, bisa juga dengan membandingkan beberapa sistem ekonomi politik yang ada. Sistem kapitalisme atau liberalisme diwakili Amerika Serikat, sistem Sosialisme atau Komunisme yang diwakili China, atau sistem heterodoks yang dianut Prancis.
"Kita bandingkan pula dengan sistem alternatif yang diwakili oleh Asia, misalnya seperti Jepang, dan Korea selatan. Dapat pula kita masukkan data Indonesia, yang akan dikembangkan menjadi Sistem Ekonomi Pancasila, Pancasilanomics, atau Nusantaranomics," papar Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena itu.
Dia mengatakan, untuk membandingkan, dapat menggunakan World Happines Index yang dikembangkan PBB dalam mengukur kemajuan negara.
Negara tak bisa dianggap maju hanya lewat pertumbuhan ekonomi. Kemajuan negara juga tak hanya bisa diukur dari level kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Negara yang berhasil atau maju harus bisa membuat penduduknya bahagia. Karena itu, kebahagian penduduknya yang diketahui melalui ????-????? lewat survei opini publik harus memainkan kriteria sentral.
Dia mencontohkan, pada Juli 2011, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 65/309 Kebahagiaan: Menuju Definisi Pembangunan yang Holistik. PBB mengundang negara-negara anggota untuk mengukur kebahagiaan rakyatnya dan menggunakan data. Basis data yang komprehensif dan akurat diperlukan untuk membantu memandu kebijakan publik.
Pada 2 April 2012, resolusi ini diikuti oleh Pertemuan Tingkat Tinggi PBB pertama untuk merumuskan Paradigma Ekonomi Baru. Saat itu, tim diketuai oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan Perdana Menteri Jigme Thinley dari Bhutan.
"Bhutan harus disebut. Ia adalah bangsa yang pertama-tama memperkenalkan terminologi kebahagiaan nasional bruto. Saat itu, dunia masih demam produk domestik bruto sebagai indikator pembangunan utama mereka," ungkapnya.
Denny JA menambahkan, Laporan Kebahagiaan Dunia pertama dirilis pada 1 April 2012 yang menarik perhatian internasional. Pada 2013, Laporan Kebahagiaan Dunia kedua diterbitkan, berlanjut pada 2015 sebagai yang ketiga, dan seterusnya hingga saat ini.
Sejak 2016, laporan World Happiness Index dikeluarkan setiap tahun pada 20 Maret, bertepatan dengan Hari Kebahagiaan Internasional PBB.
Beberapa variabel diukur dalam World Happiness Index adalah ??????? ???? ??????????, ??????? ?? ???? ???? ???????, ????? ???????? ??????? (???), ??????????, ?????? ??????? ???? ???????, ????????? ??????????, ?? ???? ?? ?????? ???????? ?? ??? ???????????, ???? ???? ??? ???.
Adapun Data World Happiness Index 2022 menempatkan Amerika Serikat sebagai wakil pembangunan kapitalistik hanya di ranking ke-19. Sementara, China sebagai wakil pembangunan Sosialistik/Komunisme hanya di ranking ke-82.
Lalu, Perancis yang ikut memulai sistem hibrida hanya di ranking ke-21. Jepang dengan sistem sempalan dari Asia hanya di ranking ke-55, dan Korea Selatan rangking ke-61.
Sementara, Indonesia yang akan maju dengan wacana Pancasilanomics jauh lebih merosot. Berada di ranking 80.
Yang tertinggi dari sisi World Happiness Index adalah negara-negara Skandinavia, yakni Finlandia, Denmark, Norwegia, dan Swedia.
"Ini adalah pembangunan yang disebut Nordic Model. Negara itu menganut sistem Negara Kesejahteraan," tandasnya.
BERITA TERKAIT: