Closed loop sendiri merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang melibatkan multistakeholder dan dikembangkan dalam ekosistem berbasis digital, teknik budidaya
good agricultural practices, sistem distribusi yang baik, serta jaminan pasar atau harga yang bersaing.
Melalui implementasi
closed loop, diharapkan dapat memastikan ketersediaan produk berkualitas sesuai kebutuhan pasar, mengurangi ketidakpastian pasokan dan harga, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan konsumen.
“Dengan teknologi dan
closed loop diharapkan harga dari pertanian bisa meningkat dan saat panen, harga tidak akan turun. Ini yang akan didorong pemerintah," tegas Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/6).
Seiring dengan keberhasilan implementasi di Kabupaten Garut sejak tahun 2020, program kemitraan tersebut telah dikembangkan di 16 kabupaten.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud menyatakan,
closed loop menjadi wujud peran pemerintah mendorong terciptanya ekosistem pasar.
Dalam kemitraan tersebut, inovasi teknologi dan praktik berkelanjutan juga harus dilibatkan untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang dan berkelanjutan.
“Tidak hanya menjaga ketahanan pangan, yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan pendapatan petani," tandas Musdhalifah.
BERITA TERKAIT: