Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, mengatakan, Anies belum tentu disandingkan dengan AHY. Pasalnya harus berpikir efek elektoral.
"Simalakama bagi Anies, di satu sisi ia butuh Demokrat untuk memenuhi PT 20 persen, untuk mendapat tiket Capres," kata Saiful Anam, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/6).
"Di sisi lain, ada kekhawatiran jika dipaksakan bersanding dengan AHY. Kita tau AHY masih minim pengalaman dan signifikansi elektoralnya masih kalah dari kalangan yang berafiliasi dengan massa NU," bebernya.
Akademisi Universitas Sahid Jakarta itu melihat, Anies masih melirik tokoh dari kalangan NU. Sangat sulit bagi Anies menentukan AHY sebagai pasangan kandidat Cawapresnya.
"Anies sedang berhitung, apakah AHY akan mampu memberikan efek elektoral bagi dirinya. Dia justru lebih mempertimbangkan kalangan NU," katanya.
Saiful menilai, saat ini Anies tengah menghadapi beban berat di internal koalisi, termasuk harus mengahalau upaya penjegalan dirinya dari eksternal.
"Bisa jadi, kalau dipaksakan justru akan menderita kekalahan, jika tak sesuai kata hatinya dalam menentukan pendamping," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: