Sehingga tidak heran jika banyak kalangan yang mendesak proyek ini dibatalkan. Meski sudah kadung rugi, namun hal ini lebih baik ketimbang negara tambah tekor.
"Kereta cepat ini sudah menjadi proyek kurang kerjaan bagi pemerintah," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/4).
Founder Lembaga Survei Kedai Kopi yang akrab disapa Hensat itu menjelaskan, keberadaan kereta cepat saat ini belum terlalu urgensi.
"Eh malah maksa diada-adain dan sekarang jadi bikin susah, bahkan saat ini sepertinya kita tersandera," ungkap Hensat.
Teranyar, China ngotot minta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi penjamin pinjaman utang proyek KCJB. China juga hanya mau menurunkan bunga utang kereta cepat dari 4 persen ke level 3,4 persen.
Bunga utang tersebut dinilai masih terlalu tinggi. Pasalnya pemerintah ingin bunga utang bisa turun sampai 2 persen.
BERITA TERKAIT: