"Gelap gulita, siapa yang dimaksud," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/3).
Megawati juga mengaku, banyak orang yang jadi informannya, memberi informasi mengenai hal-hal mencurigakan terkait seseorang yang ingin jadi pemimpin, tapi dari jalur yang tidak dibenarkan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu juga menegaskan, publik tentu tak berani berspekulasi menyebut nama seperti diasumsikan Megawati.
"Karena bisa dianggap pencemaran nama baik dan hoax," tegas Adi Prayitno.
Ucapan Megawati itu disampaikan pada peringatan 9 Tahun UU Desa, di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3), Megawati meminta masyarakat tidak terbawa arus dalam mencari sosok calon presiden di 2024.
BERITA TERKAIT: