Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memastikan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kebakaran yang telah berulang kali terjadi ini.
“Saya akan review. Saya sudah minta investigasi. Pasti kita lihat apakah ada perbandingan untuk jangka menengah,†ujar Erick saat mengunjungi korban kebakaran Depo Plumpang di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jalan Kyai Maja No. 43, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu sore (4/3).
Ia menegaskan, dia tidak segan-segan menjatuhkan sanksi pada pihak direksi apabila ditemukan kesalahan yang mengharuskan pemecatan.
“Kalau saya selalu bilang, kan saya udah pernah copot direksi Pertamina kan. Ya kalau saya mesti copot lagi, ya saya copot lagi,†katanya.
Meski begitu, Erick menekankan, sanksi terhadap direksi bukanlah satu-satunya penyelesaian dalam kejadian kebakaran depo dan atau kilang minyak Pertamina.
“Penyelesaiannya tidak hanya saling menyalahkan,†sambungnya.
Sebagai contoh, Erick menyebutkan, langkah evaluasi bisa dilakukan pihaknya untuk memastikan kejadian kebakaran pada depo atau kilang minyak Pertamina tak lagi terulang.
“Saya meminta, dan tadi pagi saya sudah telepon seluruh BUMN seperti Mind ID, Pertamina, PLN, Pupuk, harus membentuk yang namanya tim risiko bisnis. Tidak hanya di keuangan tapi juga di operasional secara menyeluruh. Karena ini adalah aset vital nasional,†demikian Erick menambahkan.
Sejauh ini yang tercatat kejadian kebakaran depo dan atau kilang minyak milik Pertamina telah terjadi sebanyak enam kali. Sebelum kejadian pada Jumat malam kemarin, Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, juga pernah terbakar pada 18 Januari 2009. Lalu kebakaran Depo Pertamina Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Januari 2010.
Selanjutnya kebakaran Kilang Minyak Unit IV Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, pada 16 November 2021, diikuti kebakaran Depo Pertamina di Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat pada 14 Mei 2014, dan kebakaran yang terjadi di Kilang Minyak RU VI di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021.
BERITA TERKAIT: