Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Partha Adnyana mencontohkan, pembangunan infrastruktur pendukung KTT G20 yang bermanfaat di antaranya renovasi fasilitas di bandara, pembangunan
jogging track di Sanur, hingga pelabuhan di Nusa Penida.
Dampak langsung juga dirasakan hotel dan restoran di luar kawasan Nusa Dua yang menerima limpahan turis. Tercatat, tingkat keterisian hunian dalam rangkaian G20 bisa mencapai 60 persen.
“Bagi kami, sorotan media pun menjadi promosi gratis sehingga tak diperlukan lagi biaya untuk mengundang orang luar datang ke Bali,†kata Ida Bagus dalam diskusi Lembaga Kajian dan Pengembangan (LKP) Sunari, Senin (14/11).
Tren kunjungan turis ke Bali pun diyakini akan meningkat hingga 2,1 juta wisatawan mancanegara, atau meningkat 33 persen dari
baseline tahun 2019.
Meski demikian, ia juga mewanti-wanti dampak perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan tingginya harga tiket pesawat. Hal ini patut diwaspadai setelah euforia kedatangan para delegasi di KTT G20.
“Selain itu, kita sendiri punya PR untuk menyelesaikan masalah sampah dan kemacetan yang bisa menurunkan daya taruk wisata Bali,†katanya.
Sementara itu, Ketua Paiketan Krama Bali, I Wayan Jondra menyebut, penyelenggaraan KTT G20 wajib disyukuri oleh masyarakat Bali, apalagi setelah sebelumnya Bali dihantam begitu keras oleh pandemi.
“Kenyataannya, pariwisata masih mendominasi sumber penghidupan kita. Event ini menunjukkan kepercayaan masyarakat internasional kepada Bali,†kata I Wayan Jondra.
BERITA TERKAIT: