Hal tersebut disampaikan Dosen Hukum Pidana Universitas Trisakti, Azmi Syahputra, dalam keterangan tertulisnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (20/10).
"Kapolri saat ini pemimpin yang menciptakan peristiwa perubahan. Bersih-bersih kepolisian dengan melakukan pembenahan menyeluruh, akibat dampak fenomena dan terungkapnya beberapa kasus-kasus yang menjadi perhatian publik yang dilakukan oleh beberapa petinggi Polri," ujar Azmi.
Azmi menyebutkan, beberapa kasus yang menjadi perhatian publik dan melibatkan beberapa perwiwa tinggi Polri adalah kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigdir J) di Duren Tiga, bisnis judi online, hingga kasus jual beli narkoba.
"Itu membuat Kapolri begerak cepat, membuka dan membongkar sekaligus mengambil langkah tegas guna mereformasi insitusi Polri," sambungnya menegaskan.
Azmi melihat Jenderal Sigit yang sedang gencar membersihkan insitusi Polri ini bukanlah kerja mudah dan perlu keberanian, apalagi menurutnya langkah itu menyangkut reformasi kultural.
"Karena masih banyak pejabat yang 'suka nostalgia' dengan kultur yang tidak bisa lagi dipertahankan di era keterbukaan informasi saat ini," tuturnya.
Oleh karena itu, Azmi memandang perlu bagi seluruh pihak untuk mengapresiasi sikap Jenderal Sigit, mengingat biasanya pimpinan akan berdalih "menanti putusan yang berkekuatan hukum tetap" atau inkracht.
"Namun dalam beberapa kasus Kapolri telah mengambil langkah tegas yang mendahului sebelum putusan berkekuatan hukum tetap," ucapnya.
Dari fakta itu, Azmi menyimpulkan sikap Jenderal Sigit adalah wujud kemampuan kepemimpinan Kapolri yang tangguh, dan telah nyata teruji di saat terjadi tekanan dan krisis insitusi.
Bahkan dia menganggap Kapolri lebih mengikuti hati nuraninya dengan membersihkan internalnya daripada mengulur waktu dan energi yang berimbas pada biaya dan ujungnya membuat rapuh kepercayaan masyarakat pada insitusi yang berdampak ke kualitas penegakan hukum dalam negeri semakin terpuruk.
"Karenanya Kapolri hari ini menjadi salah satu pemimpin yang menciptakan peristiwa perubahan. Segala tindakan tegas yang telah diputuskan Kapolri dalam menangani kasus yang menyedot perhatian publik ini juga bisa menjadi rujukan yang dapat dikenang," tuturnya.
"Dan dipergunakan dalam praktik pemimpin organisasi penegak hukum di kemudian hari sekaligus khususnya semakin membangun institusi Polri yang lebih baik ke depan dalam mewujudkan Presisi Polri," demikian Azmi menutup.
BERITA TERKAIT: