Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PPP Tegaskan Lagi, Pernyataan Suharso Monoarfa Tak Maksud Singgung Kiai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Sabtu, 20 Agustus 2022, 14:27 WIB
PPP Tegaskan Lagi, Pernyataan Suharso Monoarfa Tak Maksud Singgung Kiai
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa/Net
rmol news logo Penggalan video pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, yang beredar di media sosial tak sama sekali ditujukan untuk menyingung ulama ataupun kiai.

Hal tersebut ditegaskan Ketua DPP PPP Syarifah Amelia, menanggapi potongan pidato Suharso yang beredar saat menyampaikan cerita tentang kunjungan ke berberapa kiai saat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketum di pondok pesantren, di acara pembekalan antikorupsi politik cerdas berintegerasi di Gedung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Senin (15/8).

Amel menyatakan, dia beserta segenap pengurus harian DPP PPP ikut menjadi peserta acara pendidikan politik anti korupsi di KPK tersebut, sehingga bisa dipastikan konteks pembicaraan Suharso tidak berniat menyinggung perasaan para kiai.

"Ketua Umum Suharso sekali lagi menyampaikan tidak sedikitpun bermaksud untuk menyinggung kiai dan ulama, serta menyesalkan video pidato beliau yang dipenggal seadanya," ujar Amel dalam keterangannya, Sabtu (20/8).

Amel mengatakan, kata-kata yang disorot dalam penggalan video yang beredar, yaitu "amplop kiai" sebenarnya disampaikan untuk membedakan makna pemberian dalam ajaran keagamaan.

"Bagi PPP pesantren adalah salah satu garda terdepan pendidikan ummat, sehingga dalam pendidikan anti korupsi, kita harapkan dapat dimulai dengan memahami betul perbedaan pemberian hadiah/bisyarah yang penuh kasih serta infak/shodaqoh yang berlandaskan keikhlasan dengan praktik yang mengarah pada gratifikasi di lingkungan pesantren”, bebernya.

Di samping itu, Amel juga menjelaskan bahwa pernyataan Suharso tersebut disampaikan untuk menanggapi permintaan Kiai Gufron agar PPP mampu memberikan warna politik yang berbeda, bukan membenarkan yang biasa, namun membiasakan yang benar.

"PPP harus mampu menjadi partai yang mewujudkan politik berketuhanan yang maha esa, bukan berkeuangan yang maha kuasa, seloroh Kiai Gufron saat itu," katanya.

Maka dari itu, Amel memastikan, bagi PPP penghormatan pada ulama adalah salah satu cara mengingat jati diri, di mana PPP dibentuk ulama, diawasi ulama, dan memperjuangkan ulama.

"Hal ini yang selalu ditanamkan oleh para petinggi partai, termasuk Ketum Suharso. Namun Ketum Suharso mengakui beliau sangat terpukul jika sampai ada ulama atau kiai yang terluka karena hal ini," ucapnya.

Ditambahkan Amel, Suharso akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalah pahaman ini, dan dalam waktu dekat akan segera menemui ulama dan kiai untuk dapat berbincang dan memohon masukan secara langsung. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA