Analisis itu datang dari pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio, yang disampaikan dalam diskusi virtual Polemik bertajuk "Kasak Kasuk Koalisi Partai dan Capres 2024", Sabtu (14/5).
"Ini seperti koalisi yang ingin menyaingi proses yang dilakukan oleh Nasdem misalnya, yang akan segera mengumumkan salah satu capresnya," ujar Hendri Satrio.
Menurut sosok yang karib disapa Hensat ini, terbentuknya poros Koalisi Bersatu menyiratkan sebuah persepsi tentang adanya skenario baru dalam dunia perpolitikan Indonesia.
"Saya terus terang saja, masih ingat dengan kejadian Pilkada Solo? Dan ada beberapa Pilkada lain seperti di Makassar kemarin. Parpol memegang tiket ini hanya mendukung satu calon, yang akhirnya calon yang lain tidak diberi kesmpatan untuk maju. Akhirnya ada yang katanya calon pura-pura lah, kemudian kotak kosong," tuturnya.
Maka dari itu, Hensat menganggap wajar apabila muncul pertanyaan-pertanyaan dari publik soal keterlibatan rezim dalam pembentukan gerbong Koalisi Bersatu.
"Di pilpres memang tidak ada calon independen, tapi kalau kemudian ada sebuah koalisi, dan koalisi ini menuju ke satu pasang calon saja dan tidak mengindahkan calon lain yang masyarakat inginkan ada 3 paslon itu tidak terjadi," tuturnya.
"Pertanyaannya apakah ada arahan dari istana? Karena ketiga-tiganya adalah parpol koalisi pemerintah," demikian Hensat.
BERITA TERKAIT: