Indonesia Transisi Endemi, Budi Gunawan: Pelonggaran Sosial Harus Terukur dan Berbasis Sains

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 23 Maret 2022, 10:21 WIB
Indonesia Transisi Endemi, Budi Gunawan: Pelonggaran Sosial Harus Terukur dan Berbasis Sains
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan/Net
rmol news logo Positivity rate atau pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah berada di bawah ambang batas aman 5 persen yang ditetapkan WHO. Per Selasa (22/3), positivity rate Indonesia tercatat 3,9 persen yang diapat dari pertambahan 7.464 kasus positif dari 189.363 spesimen diuji.

Selain itu, level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara nasional juga membaik. Tidak ada lagi daerah berlevel 4 dengan jumlah daerah yang berstatus level 3 mengalami penurunan dari sebelumnya 66 daerah menjadi 39 daerah.

Sebagian besar wilayah kini berada di level 2 di 55 daerah dan level 1  di 83 daerah.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengatakan, kondisi tersebut harus disyukuri. Hal ini, sebagai tanda baik Indonesia tengah memasuki masa prakondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi.

Secara bertahap, kata Budi Gunawan, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan. PPKM turun menurun dan mayorias kegiatan di daerah PPKM level 1 boleh dihadiri 100 persen kapasitas dengan antigen dan PCR tidak lagi wajib bagi yang sudah vaksin dosis kedua.

“Agar proses prakondisi ini berlangsung aman, semua tahap pelonggaran harus kita dilakukan secara terukur, science-based, dan selalu disertai disiplin mitigasi,” ujar Budi Gunawan dalam keterangannya, Rabu (23/3).

Mitigasi yang dimaksud, lanjut Budi, harus dimulai dari hulu dan melibatkan semua elemen masyarakat. Utamanya, meningkatkan capaian vaksinasi dosis kedua dan booster secara merata ke semua wilayah.

Termasuk juga mengakselerasikan screening, testing, dan tracing; mendisiplinkan kebiasaan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan; hingga memastikan ruang-ruang publik berventilasi atau memiliki filter udara yang baik.

Sementara di hilir, mantan Wakapolri ini mengatakan, akan dilakukan peningkatan kapasitas rumah sakit, perbanyakan tenaga kesehatan, serta pengamanan ketersediaan obat-obatan.

Masih kata Budi, ada keniscayaan masyarakat mengadopsi kebiasaan baru demi hidup baru. Yakni, hidup berdampingan dengan virus corona.

"Sebagian bahkan harus menjadi etika sosial. Misalnya menggunakan masker, harus dipandang sebagai wujud tanggungjawab dan tenggang rasa, untuk melindungi orang lain dari virus yang mungkin kita bawa," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA