Hal ini membuat Presiden Joko Widodo ketar-ketir melihat situasi dan kondisi sekarang ini, ditambah pandemi Covid-19 yang masih berkembang.
"Di tahun 2022 ini, kita menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian global yang semakin meningkat, semakin tinggi," ujar Jokowi dalam siaran kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (22/3).
Jokowi menilai, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun belum juga selesai pada tahun 2022. Kondisi mengkawatirkan ditambah perekonomian dunia yang saat ini masih belum pulih total.
Secara detail, Jokowi menyoroti masalah kelangkaan energi, pangan, kontainer, serta inflasi yang tinggi terjadi di banyak negara di belahan dunia.
"Pada saat dunia mulai bangkit memulihkan perekonomian, bulan lalu, Februari terjadi perang. Perang yang membuat pusing semua negara. Ini akan memperdalam krisis perekonomian dunia dan meningkatkan ketegangan politik dunia," tuturnya.
Di samping itu, Jokowi juga melihat harga minyak dunia, gas, bahan baku pupuk, dan harga gandum juga naik.
"Inflasi tentu saja juga semakin meningkat," tuturnya.
Maka dari itu, permasalahan-permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Menurut Jokowi, tantangan-tantangan ini harus disikapi dengan sangat hati-hati dan kerjasama atau kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, serta dibutuhkan kebijakan yang cepat dan tepat, serta implementasi yang efektif.
"Yang jelas, masyarakat tidak boleh menjadi korban dari ketidakpastian global ini. Investasi yang menciptakan lapangan kerja harus terus kita tingkatkan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan harus terus diupayakan," demikian Jokowi.
BERITA TERKAIT: