Ketua DPW PAN Jatim Rizki Sadig yang mendampingi safari politik Zulhas menjelaskan bahwa strategi politik “sat set†ini terbilang unik. Sebab, PAN dikenal sebagai partai berbasis warga Muhammadiyah, kini mulai serius menggarap warga nahdliyin.
“Ini kan Jawa Timur. Sedikit berbeda. Jatim ini basisnya NU. Untuk mewujudkan Jatim basis PAN, kita perlu terbuka dan diterima warga nahdliyin,†ujarnya anggota Komisi I Fraksi PAN itu.
Dia menjelaskan bahwa PAN merupakan partai yang terbuka, inklusif, dan tengahan. Artinya, langkah untuk merangkul nahdliyin bukan hal yang aneh, apalagi tabu bagi PAN.
Di Jawa Timur, Zulhas tidak hanya mengunjungi pesantren NU, tapi juga berziarah ke tiga ulama penting di Jatim. Di antaranya ke makam Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid di Jember, makam Mbah Hamid di Pasuruan, dan terakhir makam Syekh Cholil Bangkalan.
Baginya, ziarah merupakan hal yang penting untuk napak tilas, mengaji sejarah tentang perjuangan para ulama mencintai bangsa.
“Nilai ini relevan untuk PAN,†sambungnya.
Untuk lebih dekat dengan nahdliyin, Zulhas juga mengenakan sarung dan shalawatan. Zulhas tampak ingin memperlihatkan bahwa partai berlambang matahari putih ini serius menjadi partai yang inklusif untuk semua golongan.
“
Alhamdulillah kami diterima. Banyak kiai-kiai dan pondok-pondok menitipkan anak-anak atau kerabat mereka untuk maju dari PAN dalam pemilu 2024 mendatang,†sambungnya.
“Simbol PAN itu matahari. Seperti matahari, kita tak boleh pilih-pilih memberikan kasih sayang,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: