Pembahasan itu diceritakan Surya Paloh usai melangsungkan pertemuan tertutup bersama Airlangga Hartarto di Kantor DPP Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/3).
Dikatakan Surya Paloh, Indonesia hari ini masih berada dalam ancaman resesi. Sehingga, dengan langka dan mahalnya harga minyak goreng akan membuat kondisi menjadi semakin tidak baik.
“Tadi sudah dikatakan, jelas kita menghadapi sebuah ancaman resesi baru, karena pergolakan yang ada terjadi di dunia internasional itu memberikan implikasi kita di dalam negeri," kata Surya Paloh.
"Nah, katakanlah hal yang paling kecil tapi terasa begitu penting bagi rakyat banyak, kenaikan harga minyak goreng misalnya,†imbuhnya.
Surya Paloh menyampaikan permintaan secara langsung kepada Airlangga Hartarto yang juga Menko Bidang Perekonomian untuk dapat mengendalikan harga minyak goreng dan komoditas lainnya.
“Saya katakan, memang kita ini harus tidak hanya kita tidak bersandar pada regulasi aspek pendekatannya tapi juga harus disiasati. Yang penting masyarakat dan rakyat bisa merasa lebih nyaman dengan harga yang lebih terjangkau dan kesediaan daripada minyak goreng yang ada di pasaran,†katanya.
Surya Paloh meminta agar pemerintah bisa menjadi lebih tegas dalam menerapkan regulasi perdagangan pada produsen minyak goreng atau minyak sawit sebagai bahan baku.
“Barangkali, kita mencoba untuk menaruh simpati, meng
appeal kepada produsen pada baik itu CPO atau minyak goreng untuk berempati bagaimana agar minyak goreng yang ada di pasaran bisa turun,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: