Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bukan Cuma Preshold 0 Persen, Ali Rif'an Sarankan Parpol Buat Metode Penyaringan Capres Lebih Ketat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 20 Desember 2021, 04:35 WIB
Bukan Cuma Preshold 0 Persen, Ali Rif'an Sarankan Parpol Buat Metode Penyaringan Capres Lebih Ketat
Direkur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an/RMOL
rmol news logo Desakan kepada pemangku pembuat regulasi untuk mengubah ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (preshold) 0 persen harus diiringi dengan metode penyaringan calon presiden (capres) yang ketat oleh partai politik (parpol).

Begitu saran Direkur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an. Pasalnya, dia memprediksi preshold 0 persen bakal memunculkan ratusan capres di perhelatan Pilpres 2024 mendatang jika tanpa mekanisme atau syarat lain.

"Yang harus diperbaiki bukan hanya PT (presidential threshold), tapi juga bagaimana pola rekrutmen pola penyaringan capres dilakukan dengan pola-pola meritokrasi," ujar Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL Senin (20/12).

Menurut Ali, selama proses demokrasi lima tahunan di Indonesia dilaksanakan justru capres yang diusung oleh parpol kerap dipilih berdasarkan tiga alasan yang dia istilahkan sebagai "tiga tas".

"Apa itu? Yaitu elektabilitas, isi tas baru kemudian kapasitas," sebutnya.

Namun, pemilihan capres oleh parpol berdasarkan segi kapasitas kerap ditaruh di nomor tiga, bukan nomor satu atau dua.

"Justru yang nomor satu capres dengan modal elektabilitas tinggi itu yang diusung. Atau kalau tidak yaitu capres dengan isi tas, bukan bermodal kapasitas," sambungnya.

Maka dari itu, Ali mendorong setiap parpol melakukan apa yang disebut konvensi. Dalam momentum itu, dia meminta parpol-parpol melakukan penyaringan capres dengan sangat ketat dan melibatkan kelompok-kelompok startegis.

"Biar apa? Biar sebelum diuji ke publik mereka diuji para pakar dulu di berbagai bidang. Ini fungsinya membangun meritokasi di Indonesia, jadi tidak sembarangan orang bisa nyapres," demikian Ali. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA