Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (12/11).
"Ini bagian dari kehandalan politik Surya Paloh, ia mengemas dukungan konstitusi tanpa kehilangan loyalitas pada Jokowi yang saat ini memimpin," ujar Dedi Kurnia.
Adapun, terkait ucapan Paloh yang menyinggung periodisasi Presiden, Dedi melihat Paloh bukan bermaksud menghidupkan kembali wacana tiga periode Jokowi.
Menurut Dedi Kurnia, Paloh justru menegaskan bahwa konstitusi jelas dan tegas melarang itu.
"Setara tegas justru statemen ini menguatkan komitmen Nasdem tunduk pada konstistusi dibanding memihak pada tiga periode. Karena ia lebih memilih konstitusi disebut di awal," kata Dedi Kurnia.
Sebab, sambungnya, sekuat apapun Jokowi, sebenarnya tidak lagi dominan jika tanpa dukungan Parpol. Artinya jika wacana tiga periode tetap dijalankan, Jokowi belum tentu memenangi pertarungan.
"Bahkan peluang kalah itu ada, ini terbaca dari terus menurunkan kepuasan publik pada kinerja pemerintah," tandasnya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sebelumnya menegaskan jika tidak ada hambatan konstitusi seluruh kader Partai Nasdem akan mendukung Presiden Joko Widodo melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden.
"Kalau saja konstitusi kita tidak membatasi masa presiden hanya dua kali, saya tidak perlu menjawab pertanyaan kader, siapa Presiden kita sesudah Jokowi, karena tone-nya sama dari atas ke bawah, dari pimpinan paling atas hingga ke bawah jawabannya satu ya pasti Jokowi kembali," demikian kata Surya Paloh dalam acara puncak hari ulang tahun Partai Nasdem, Kamis (11/11).
BERITA TERKAIT: