Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, usulan nama jalan di Jakarta diganti dengan nama Mustafa Kemal Attaturk seharusnya tidak dipaksakan. Sebab publik akan bertanya-tanya motif di balik hal tersebut.
"Apakah ada barter terhadap penamaan Mustafa Kemal yang dikenal sekuler yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa?" ujarnya kepada
, Minggu (17/10).
Apalagi, kata Saiful, rencana penamaan jalan di Menteng, Jakarta Pusat tersebut menimbulkan banyak penolakan dari berbagai kalangan masyarakat. Mayoritas menganggap Kemal Ataturk sebagai tokoh sekuler.
"Saya kira masih banyak pahlawan-pahlawan bangsa yang belum diabadikan menjadi nama jalan, yang saya kira tentu nama-nama pahlawan tersebut lebih layak daripada Mustafa Kemal," pungkas Saiful.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: