Begitu kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat menjadi narasumber diskusi dalam acara Jambore Nasional Mahasiswa Ekonomi Indonesia yang diadakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Se-Indonesia (ISMEI) di Puncak Puntiung, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/8).
Puan yang hadir secara virtual mengingatkan pentingnya mewujudkan mimpi Indonesia Emas di tahun 2045, yakni Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, makmur dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Ketua PDI Perjuangan ini pun menilai ada beberapa tantangan pembangunan yang harus dijawab guna mewujudkan mimpi tersebut.
“Tantangan pertama soal kependudukan. Pada tahun 2045, penduduk dunia diperkirakan 9,45 miliar, bertambah 2,1 miliar dari tahun 2015. Tren pertumbuhan global ini akan mendorong urbanisasi dan arus migrasi, termasuk di Indonesia,†kata Puan.
Tantangan kedua adalah sejauh mana Indonesia mampu ambil bagian dalam
global value chain atau rantai nilai global. Kemudian juga mengenai tantangan peta dan pergeseran geo-economics di masa mendatang, yang dinilai bisa mendatangkan keuntungan untuk bangsa jika negara mampu mampu menangkap berbagai peluang.
Selanjutnya, kata Puan, adalah tantangan semakin terbatasnya sumber daya alam (SDA), yang memerlukan efisiensi dalam pengelolaannya.
“Diperlukan juga upaya untuk shifting struktur perekonomian nasional dari berbasiskan komoditas menjadi ekonomi nasional yang berbasiskan value added atau nilai tambah tinggi,†imbuhnya.
Puan juga menilai, gelombang kemajuan menjadi tantangan yang harus bisa dijawab Indonesia. Terlebih lagi pandemi Covid-19 membuat perkembangan teknologi begitu pesat yang sebenarnya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian melalui peningkatan produktivitas, inovasi dan efisiensi.
“Namun di sisi lain, kemajuan teknologi juga akan menciptakan banyak gangguan atau disruptions. Salah satunya adalah akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan kedepannya, apabila sumber daya manusia Indonesia tidak mampu adaptif dengan perkembangan teknologi di masa mendatang,†ujarnya.
Tantangan pemanasan global yang kian besar, baik berupa kejadian ekstrim maupun perubahan iklim jangka panjang, disebut harus mendapat penanganan lebih. Menurut Puan, permasalahan itu akan mengganggu pasokan pangan, memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia dan menyebabkan kerusakan permanen pada alam tanpa dilakukannya berbagai upaya penurunan emisi.
“Itulah beberapa tantangan yang harus kita jawab dan respons dengan cepat dan tepat. Dan salah satu pilar penting yang harus kita siapkan guna menjawab berbagai tantangan tersebut adalah bagaimana kita mempersiapkan sumber daya manusia atau human capital Indonesia,†tandasnya.
Pemerataan kualitas SDM antarwilayah di Indonesia, antara wilayah timur dan barat, disebut Puan harus menjadi perhatian guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurutnya hal-hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Indonesia yang tidak mudah dan ringan, apalagi berbagai tantangan dan hambatan dari eksternal dan internal yang muncul silih berganti, termasuk adanya pandemi Covid-19.
“Meskipun demikian, saya berkeyakinan dan optimis bahwa kita semua, bangsa Indonesia, mampu menjawab semua tantangan tersebut guna mewujudkan Indonesia Emas di perayaaan Kemerdekaan Indonesia pada 2045,†katanya.
BERITA TERKAIT: