Hasto mengatakan pembahasan Pilpres 2024 turut dibahas namun di ruang tertutup dari media.
Pertemuan itu menjadi sinyal bagi partai berlambang banteng moncong putih itu benar-benar tidak ingin menutup jalan Puan Maharani menjadi kandidat Pilpres mendatang.
Analisa ini disampaikan pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran, Kamis pagi (26/8).
Kata Andi, dasar pertemuan politik itu karena PDIP membutuhkan Gerindra dalam mengawal rencana amandemen terbatas UUD 1945 yang belakangan dibicarakan.
Doktor politik Universitas Padjajaran itu melihat pernyataan Megawati "slowdown" soal amandemen terbatas, mengindikasikan PDIP tidak setuju dengan perubahan jabatan masa presiden 3 periode.
"Gerindra menjadi sangat dibutuhkan oleh PDIP dalam mengawal amandemen terbatas tersebut. Serta potensinya berkoalisi dalam Pilpres mendatang," kata Andi kepada
Kantor Berita Politik RMOL.
Selain itu, Andi memprediksi PDIP dan Gerindra akan terus menjadi sekutu politik hingga Pilpres 2024 mendatang.
Terkait bagaimana sikap Joko Widodo sebagai kader PDIP, Andi mensinyalir orang nomor satu di Indonesia itu akan nyaman bersama Golkar dengan menyiapkan calon seperti Airlangga Hartarto atau Ganjar Pranowo.
"Jelas PDIP tak akan setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden karena itu akan menutup jalan bagi puan untuk maju. Prediksi saya, Gerindra dan PDIP akan seiring sejalan sampai Pilpres 2024," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: